Apakah laki-laki yang terlibat dalam pengasuhan akan membuat harga dirinya sebagai laki-laki runtuh? Jawabnya tentu tidak. Justru laki-laki yang demikian akan dikenal sebagai Ayah yang hebat karena menjadi Ayah yang bertanggungjawab, cinta keluarga, dan menyenangkan. Dalam konteks keluarga, runtuhnya harga diri laki-laki justru ketika ia menelantarkan, dan melakukan kekerasan pada keluarganya.

Pada tulisan ini akan membahas mengenai 10 alasan dan keuntungan buat Ayah yang terlibat pada pengasuhan:

  1. Pernikahan Komitmen Hidup Bersama

Layaknya sebuah tim, membangun rumah tangga semestinya menjadi tanggung jawab bersama, baik dalam urusan domestik dengan berbagi peran, maupun keterlibatan kedua orang tua dalam proses pengasuhan. Bila hal itu dilakukan maka selain beban terasa ringan, momen kebersamaan dalam keluarga akan menjadi ingatan yang indah bagi keluarga, terutama bagi anak dikemudian hari.

Selain hal di atas, coba ingat-ingat lagi ketika dahulu menikahi istri, apakah ia dinikahi karena anda mencintainya, atau akan menjadikannya sebagai asisten rumah tangga (ART)? Tentu karena anda mencintainya, kan? Ya, istri anda tentu sangat berarti bagi anda. Nah, bila demikian maka sudah semestinya saling berbagi dalam urusan rumah tangga, terutama terlibat dalam pengasuhan.

  1. Mencari Nafkah Bukan Alasan Tidak Bisa Terlibat dalam Pengasuhan

Tapi bagaimana dengan Ayah yang sibuk bekerja mencari nafkah? Terlibat dalam pengasuhan bukan berarti 24 Jam Ayah selalu bersama anak. Keterlibatan bagi Ayah yang sibuk ialah memaksimal waktu luang, dan waktu luang itu tidak hanya saat weekend atau libur panjang, tetapi juga memanfaatkan waktu senggang dengan menelepon ke rumah. Apalagi saat ini kita sudah dimanjakan oleh kecanggihan teknologi, Ayah bisa memanfaatkan video call. Selain itu saat sedang libur dari pekerjaan Ayah bisa memanfaatkan waktu semaksimal mungkin bersama anak-anak, dan bila perlu singkirkan gadget untuk sementara waktu. Tidak usah memikirkan tempat yang jauh dan khawatir dengan pengeluaran besar untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama anak, bermain di rumah atau di sekitar tempat tinggal saja sudah asik selama itu dilakukan bersama-sama.

  1. Menjadi Ayah yang Hadir dalam Kehidupan Anak

Tidak sedikit anak yang merasakan ketidakhadiran Ayah dalam hidupnya walaupun secara fisik sang Ayah ada di dalam rumah. Tetapi karena Ayah merasa mengasuh adalah tanggung jawab istri, maka Ayah akan abai dan jauh dengan anak-anaknya. Untuk itu bagi Ayah yang ada dalam situasi tersebut (jauh dari anak), sudah saatnya hadir secara sempurna pada kehidupan anak dengan terlibat dalam pengasuhan.

  1. Dapat Memahami Karakter dan Sifat Anak

Keuntungan dari keterlibatan Ayah pada pengasuhan, Ayah akan memahami karakter dan sifat anak. Dengan begitu orang tua dapat menentukan pilihan pendekatan pola asuh yang dirasa sesuai dengan karakter dan sifat anak dalam membimbing perkembangannya. Kelebihan lainnya bagi Ayah yang terlibat pengasuhan, Ayah akan memahami maksud dari pembicaraan anak yang masih belajar bicara.

  1. Dapat Memahami Persoalan Kesehatan Anak

Salah satu tantangan orang tua dalam membesarkan buah hati ialah pada persoalan kesehatan anak. Dengan adanya keterlibatan Ayah dalam pengasuhan, Ayah akan memahami bila anak memiliki alergi pada makanan tertentu, obat, tumbuh-tumbuhan, binatang tertentu, atau lainnya. Dengan demikian maka Ayah akan lebih berhati-hati dan memahami apa yang boleh dan tidak boleh diberikan pada si buah hati. Selain itu Ayah juga memahami hal apa saja yang  harus dilakukan bila si kecil sedang sakit.

  1. Dapat Mengikuti Tumbuh Kembang Anak

Pada tumbuh kembang anak, terutama saat usia emas (1-5 tahun), jangankan tidak mengikuti perkembangan anak dalam hitungan bulan, tidak mengikuti perkembangan anak dalam hitungan minggu saja sudah akan ada kemajuan luar biasa yang akan membuat Ayah tercengang kagum. Untuk itu keterlibatan Ayah dalam pengasuhan akan membuat anda menjadi saksi hidup bagaimana anak anda tumbuh secara mengagumkan.

  1. Belajar Mengelola Amarah

Keuntungan lain Ayah yang terlibat dalam pengasuhan, akan mendapatkan bonus dimana tanpa sadar Ayah akan melakukan proses pengelolaan marah. Ayah yang masih punya Balita kemungkinan akan kurang tidur, tapi Ayah tetap sangat telaten dan bersabar untuk menggendong, mengganti popok, dan melakukan hal lainnya. Pada sebagian orang suara tangis bayi, apalagi di malam hari akan membuatnya terganggu dan marah, namun Ayah yang turut mengasuh itu bukanlah masalah. Mengapa hal itu bisa terjadi? Itu karena Ayah yang terlibat dalam pengasuhan memiliki cinta yang besar pada keluarganya. Sebagaimana kita ketahui, cinta akan membuat orang menjadi sabar dan pemaaf.

  1. Mengasah Empati

Selain Ayah mendapatkan pengelolaan marah, Ayah yang terlibat pada pengasuhan juga akan mengasah empati. Proses terbangunnya empati salah satunya ialah saat Bayi anda menangis, Ayah akan mencoba memahami apa yang ingin disampaikan Bayinya, apakah ia lapar, kedinginan, popok yang basah, ingin digendong, atau hal lainnya. Hal itu (respon) bisa dilakukan karena adanya empati. Bayangkan bila tidak ada empati, bayi yang menangis akan dianggap sebagai pengganggu, dimana hal itu (tangis bayi dianggap pengganggu) pernah menimpa seorang bayi yang akhirnya tewas karena ditutup bantal oleh Ayahnya yang merasa terganggu dengan suara tangisnya saat sang Ayah ingin tidur siang (Sumber: tribunnews.com, tanggal 10/08/2017, Judul: Faisal Bunuh Bayinya Pakai Bantal Karena Kesal Mau Tidur sang Bayi Menangis Terus).

  1. Memahami Perjuangan dan Pengorbanan Orang Tua

Keuntungan lainnya dari keterlibatan Ayah dalam pengasuhan ialah, Ayah akan berkontemplasi tentang perjuangan dan pengorbanan orang tua saat membesarkan anak-anaknya. Dengan demikian rasa hormat dan rindu kita pada orang tua akan semakin bertambah. Namun bila kita adalah salah satu anak yang pernah memiliki masalah dengan orang tua dan memilih menjauh dari mereka, maka sudah saatnya memikirkan untuk merajut kembali tali silahturahmi dan memperbaiki hubungan. Bagi Ayah yang memiliki pengalaman dibesarkan dengan kekerasan, maka jangan terapkan pola asuh serupa dalam membesarkan anak saat ini. Buatlah resolusi positif dengan membangun keluarga yang jauh dari unsur kekerasan. Selain itu tidak sedikit di antara kita yang besar tanpa mengenal sosok Ayah, bila demikian maka gunakan kesempatan saat menjadi Ayah memiliki prinsip untuk membangun rumah tangga yang bahagia, dan jauh dari kekerasan.

  1. Ayah Bukan Monster

Bayangkan bila anda pulang ke rumah, lalu anak-anak anda yang tadinya sedang asik bermain sambil tertawa lepas, tiba-tiba diam, bersikap kaku, atau langsung mengambil buku pelajarannya agar terlihat seperti anak yang giat belajar. Tentunya dari kesemuanya itu dilakukan oleh anak-anak sebagai cara ia terhindar dari kemarahan Ayahnya. Bila hal itu terjadi, hal yang perlu dipahami oleh Ayah ialah, anak anda telah melihat sosok ayahnya sebagai orang yang menakutkan karena pemarah, dan kehadiran sang Ayah didekatnya menjadi “horor” tersendiri bagi anak-anak. Bila sudah demikian, maka sudah selayaknya anda mengubah cara berkomunikasi, bahkan sudut pandang mengenai pola asuh, dari yang menggunakan pendekatan kekerasan menjadi pendekatan yang komunikatif dan apresiatif. Setidaknya yang patut dingat Ayah ialah, Ayah ingin dikenal dan dikenang sebagai orang yang seperti apa? Apakah monster yang menakutkan, atau sebaliknya, Ayah yang menyenangkan, dan selalu dirindu oleh keluarga. []

Oleh: Wawan Suwandi, staf Yayasan Pulih

Foto: Dedy Sutisna, Pemenang Lomba Fotografi Aliansi Laki-laki Baru