Bagi masyarakat urban yang memiliki tuntutan hidup dinamis, kita cenderung memacu diri untuk selalu produktif agar bisa bertahan. 24 Jam dalam sehari masih terasa kurang, sibuknya jadwal diluar rumah sering sekali dijadikan alasan laki-laki tidak terlibat dipekerjaan rumah tangga, padahal laki-laki juga bisa berperan dirumah.

Kita mungkin sudah terlanjur menerima norma umum yang diadopsi oleh masyarakat yaitu, semua urusan rumah tangga merupakan tanggung jawab perempuan. Padahal sebagai keluarga, kita tidak boleh terjebak dalam pembagian kerja berdasarkan gender. Karena setiap orang dalam keluarga memiliki tanggung jawab yang sama untuk merawat kebersamaan yang ada di dalamnya. Maka dari itu sangat penting untuk semua anggota keluarga untuk berbagi peran.

Berbagi peran ini bukan saja penting untuk keberimbangan dalam menjalani kehidupan, tapi juga dapat memberikan manfaat positif. Apa saja sih, manfaat berbagi peran dalam rumah tangga yang dapat dirasakan?

Baca juga: Melibatkan Laki-laki Berbagi Peran Domestik

  1. Mengurangi Tingkat Stress

Jika pasangan suami-istri sama-sama bekerja dan tidak berbagi peran, pekerjaan rumah kemungkinan besar akan menjadi terbengkalai sehingga tingkat stress kedua belah pihak tentu saja akan meningkat yang mungkin tak jarang akan berujung pada pertengkaran. Dengan berbagi peran di dalam rumah tangga, pasangan suami-istri dapat saling membantu mengurus rumah secara bersama sama dan menurunkan stres yang mungkin muncul, termasuk ketika mengasuh anak. Enjang Wahyuningrum[1] menyatakan bahwa pembagian peran dalam pengasuhan (coparenting) dapat membantu mengurangi tingkat stres ayah dan ibu dalam mengasuh anak. Begitu pula dengan pembagian peran tugas-tugas domestik lainnya, yang jika dilakukan bersama dan dibagi secara setara akan mengurangi tingkat stress.

Baca juga: Saatnya #KitaMulaiSekarang Terlibat di Ranah Domestik

  1. Menambah Quality Time

Abbie E. Goldberg dalam Journal Family and Psychology[2] menemukan bahwa perempuan yang bekerja kenyataannya mempunyai jumlah jam kerja per minggu 35 jam lebih banyak dibanding laki-laki. Sebab, mereka juga harus mengerjakan tugas-tugas rumah tangga di luar pekerjaannya di luar rumah. Sehingga waktu untuk perempuan beraktualisasi dan menikmati quality time akan sangat terbatas.

Dengan berbagi peran, pasangan suami-istri dapat menambah quality time bersama yang mungkin sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Kegiatan yang biasanya hanya dilakukan oleh salah satu orang, dapat dikerjakan bersama-sama, misalnya memasak makan malam bersama.

Baca juga: Kita Mulai Sekarang: Sebuah Kampanye Pelibatan Laki-laki untuk Mendukung Pemberdayaan Perempuan

  1. Meningkatkan Kualitas Hubungan

Adam Galovan dan rekan-rekannya dari Utah State University (dalam Nauert[3], 2013) melakukan survei terhadap 160 pasangan heteroseksual untuk melihat bagaimana orangtua membagi tanggung jawab rumah tangga dan bagaimana pekerjaan tersebut mempengaruhi hubungan suami dan istri. Hasilnya adalah, sebagian besar istri berpendapat bahwa keterlibatan suami dalam melakukan pekerjaan rumah tangga akan menjadikan hubungan keluarga mereka menjadi semakin baik.

Dalam sebuah rumah tangga di mana kedua pasangan saling bekerja, biasanya komunikasi akan berkurang dikarenakan waktu bersama yang tersedia lebih sedikit atau bisa juga dari efek kelelahan. Sehingga berbagi peran dan mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama dapat menciptakan pola komunikasi postif dan membantu mereka menambah kuantitas dan kualitas hubungan pasangan.

  1. Membantu Perkembangan Anak Secara Positif

Umumnya, peran ayah dalam pengasuhan anak tidak terlalu terlihat karena sosok ayah lebih sering sebagai kepala rumah tangga yang bertugas bekerja mencari nafkah. Akhirnya, sosok ayah pun jarang hadir di dalam rumah, padahal, kehadiran sosok ayah dalam tumbuh kembang anak juga merupakan faktor yang penting.

Dr. Kyle D.Pruett[4], seorang ahli psikiatri anak, menyatakan bahwa relasi ayah dengan anak di masa kecilnya akan meningkatkan perkembangan empati anak. Berbagi peran dalam pasangan juga berarti berbagi tugas pengasuhan anak. Hal ini akan memastikan kalau anak akan mendapatkan porsi pengasuhan yang seimbang dari kedua orang tuanya yang tentu saja akan membantu perkembangan anak secara positif.

Jadi, pahamilah bahwa jika ada dua orang atau lebih yang bekerjasama akan membawa hasil lebih baik dibanding menyerahkan seluruh tanggung jawab pada satu orang saja. Buatlah kesepakatan bahwa tanggung jawab mengurus keluarga ada di tangan seluruh anggota keluarga. Dengan komitmen yang sama, Anda dan pasangan akan lebih siap menghadapi berbagai kendala yang mungkin dihadapi. Yuk, mari #KitaMulaiSekarang berbagi peran dengan setara.

Penulis: Fauzan

[1] Wahyuningrum, Enjang. 2011. Peran Ayah (Fathering) Pada Pengasuhan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Universitas Kristen Satya Wacana.

[2] https://www.ncbi.nlm.nih.gov, Abbie E. Goldberg dan Perry-Jenkins Maureen: Division of Labor and Working-Class Women’s Well-Being Across the Transition to Parenthood, 2004

[3] https://psychcentral.com, Rick Nauert PhD: Shared Responsibilities Can Improve Marriage, 2013

[4] Pruet, Kyle. 2001. Fatherneed: Why Father Care is as Essential as Mother Care for Your Child. New York: Broadway Books.