Sebetulnya, laki-laki terlibat dalam pekerjaan domestik itu bukan lah sesuatu yang “wow” karena berbagi peran di rumah sudah merupakan suatu keharusan. Namun masih banyak orang yang belum mengerti dan belum bisa membayangkan, seperti apa sih laki-laki yang terlibat dalam pekerjaan domestik itu? Berikut ada sekelumit kisah menarik dari beberapa laki-laki yang aktif di ranah domestik.
Muhammad Anwar
Muhammad Anwar adalah seorang petani di desa Mekarsari sekaligus penggerak dalam kapasitasnya sebagai Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat. Selain sibuk bekerja di hutan, bapak satu anak ini juga turut membantu berbagai pekerjaan rumah tangga. Ia menuturkan bahwa antara suami dan istri harus saling melengkapi, mulai dari bagaimana menjalin hubungan, berbagi nafkah lahir dan batin, termasuk juga dalam aktivitas sehari-hari.
Ia menambahkan, ketika ada kemauan dan kesempatan, kenapa tidak saling berbagi peran, karena istri juga mengerjakan hal yang lain. Misalnya, kalau istri sedang mempersiapkan bahan masakan seperti mencuci beras, suami bisa menyiapkan sayuran dan mengulek bumbu atau menyiapkan air untuk masak. Setidaknya dengan bekerjasama, itu jadi lebih meringankan.
Di dalam komunitasnya, yaitu Gabungan Kelompok Tani Hutan (GAPOKTAN) yang semua anggotanya laki-laki, Muhammad Anwar dan rekan-rekannya menginisiasi terbentuknya kelompok perempuan, untuk bersama – sama menjaga kelestarian hutan dan pengolahan hasil hutan. Tujuan besarnya adalah meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kehutanan
Baca juga: Berlibur Bersama Ayah, Yuk!
Umar Badrun Islam
Umar Badrun Islam yang akrab disapa Bapak Umar merupakan salah satu Community Organizer dari Gema Alam NTB yang fokus pada isu pengelolaan sumber daya alam serta kesetaraan gender. Bapak Umar juga merupakan bendahara di desa Jurit Baru.
Bapak Umar pernah berucap; “Dulu, membantu pekerjaan istri seperti memasak, mengurus anak, membersihkan rumah dan mencuci saya anggap tidak layak dikerjakan oleh suami atau laki-laki. Seiring perjalanan waktu dan berproses di Gema Alam, ternyata membuka pikiran dan hati kecil saya, bahwa sebagai seorang suami juga seharusnya bisa mengerjakan pekerjaan istri di ranah domestik karena yang menjadi pembeda hanya dari jenis kelaminnya saja” imbuhnya.
“Saya juga membayangkan jika istri saya sedang tidak ada di rumah atau mungkin sedang dalam kondisi kurang sehat, masa’ iya saya tega untuk menyuruhnya memasak buat keluarga? Kondisi ini yang membuat saya berfikir bahwa memang benar pekerjaan domestik tidak hanya tanggung jawab istri semata, tetapi juga menjadi bagian dari tanggung jawab suami, untuk mencipatakan kondisi keluarga yang harmonis dan bahagia hendaknya segala pekerjan harus bisa diselesaikan secara bersama-sama, antara istri dan suami.”
Dari cerita keluarga Bapak Umar ini kita dapat mengambil pembelajaran bersama bahwa untuk mewujudkan keluarga yang harmonis dan terhindar dari kekerasan terhadap pasangan maka dibutuhkan kemauan dari kaum laki-laki untuk mengambil sikap setara dalam berumah tangga.
Baca juga: Mewujudkan Pemberdayaan Perempuan Melalui Peran Serta Masyarakat
Khairul Anam
Khairul Anam berasal dari Desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah. Setelah memiliki anak, Khairul Anam memutuskan untuk menjadi TKI walaupun hanya untuk waktu yang singkat. Sekembalinya ke tanah air, Khairul mencari pekerjaan di sekitar desa tempat ia bermukim karena enggan meninggalkan anaknya yang masih kecil.
Pada awalnya, Khairul mengikuti tradisi setempat yang menempatkan perempuan hanya aktif di pekerjaan domestik. Padahal, kebutuhan hidup harus ditanggung bersama. Suatu hari, kebetulan Advokasi Buruh Migran Indonesia datang dengan program Laki-Laki Idaman. Program ini mengedepankan pentingnya laki-laki di dalam keluarga sebagai titik tolak harmonisasi. Artinya, dengan memberikan pengetahuan tentang kesetaraan serta perencanaan matang,suatu rumah tangga bisa mencapai cita-cita sesungguhnya yakni keluarga yang sejahtera.
Perubahan pun terjadi ketika Khairul mulai mengaplikasikan pengetahuan baru yang didapat dari program Laki-Laki Idaman di rumahnya. Jika sebelumnya, sang istri hanya sibuk untuk mengurusi anak dan pekerjaan rumah tangga, maka sekarang sang istri sudah mulai memiliki waktu untuk memulai usaha dengan membuat kipas dari anyaman rotan. Konfirmasi terakhir dari Khairul Anam, hanya dengan modal Rp. 100.000, istrinya mendapat untung bersih Rp. 150.000. dan usaha baru istrinya ini sangat membantu perekonomian keluarga kecilnya.
Terakhir, Khairul menjadi fasilitator program laki-laki idaman di desanya. Diapun bertutur; “Sebagai fasilitator desa laki-laki idaman, tentunya saya juga harus tuntas dalam memaknai konsep ini di keluarga saya. Saya harap ini mempermudah saya untuk memberikan pemahaman di lingkungan terdekat saya. Semoga laki-laki di lingkungan saya dapat menjadi role model untuk laki-laki idaman.”
Masih banyak kisah-kisah inspiratif lainnya dari laki-laki yang sudah mengalami transformasi positif setelah ikut aktif terlibat dalam pekerjaan domestik. Tentunya, transformasi yang terjadi pun adalah perubahan yang positif. Jadi tunggu apa lagi? Kita mulai dari sekarang yuk!
Baca juga: Mengapa Laki-laki Jauh Dari Pekerjaan Rumah Tangga?
Penulis: Aditya Pratama
0 Comments
Leave A Comment