Manusia adalah makhluk sosial, yang artinya tidak bisa hidup tanpa saling berinteraksi. Itulah mengapa sebagai individu, manusia akhirnya berkumpul dalam sebuah komunitas dan kemudian berkembang menjadi masyarakat yang kompleks. Ini artinya, ketika terjadi suatu ketimpangan pada masyarakat, secara kolektif, manusia harus bekerjasama untuk mewujudkan perubahan.
Salah satu ketimpangan yang terjadi saat ini adalah posisi perempuan yang terpinggirkan dari kacamata ekonomi. Seperti yang sudah kita bahas di artikel-artikel sebelumnya, perempuan sering ditempatkan pada ranah domestik. Saat ia bekerja di ranah publik, perempuan ditempatkan di posisi-posisi yang sarat dengan stereotip, pada pekerjaan yang dianggap sesuai dengan sifat perempuan yang feminin, keibuan, mengayomi, dan sebagainya. Misalnya sebagai perawat, akuntan, guru TK, dan public relations.
Kita pun sudah melihat bahwa permasalahan ini dapat diatasi, salah satu caranya adalah dengan melibatkan laki-laki di rumah dan saling berbagi peran. Dengan adanya pembagian peran yang adil di ranah domestik, perempuan akan memiliki kesempatan yang lebih untuk memaksimalkan potensi mereka.
Baca juga: Terlibat Pekerjaan Domestik, Apa Manfaatnya Bagi Laki-laki?
Kembali ke pembahasan awal artikel ini bahwa manusia adalah makhluk sosial, peran serta masyarakat dalam mewujudkan kesetaraan yang berujung pada pemberdayaan ekonomi perempuan pun sangat perlu untuk segera dilakukan. Berapa banyak laki-laki yang ingin membantu dalam pekerjaan domestik namun enggan karena takut dicemooh oleh warga sekitar? Saya yakin banyak jumlahnya.
Bagaimana mungkin perubahan di tingkat terkecil, dalam hal ini individu, dapat terjadi jika lingkungan di sekitarnya tidak mendukung sama sekali? Masyarakat sebagai sebuah support system menjadi sangat penting keberadaannya untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi para laki-laki yang ingin aktif menjalankan peran domestik serta mendukung setiap perempuan yang ingin mengekspresikan dan mewujudkan mimpi mereka. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi perempuan di lingkungannya masing-masing:
- Saling Menghargai
“Mulutmu harimaumu”, begitu lah pepatah yang sering diucapkan oleh orang-orang. Pepatah ini perlu ditanamkan oleh masyarakat bahwa apa yang mereka ucapkan akan memiliki efek, baik positif maupun negatif, ke banyak orang. Ketika melihat seorang ayah sibuk mengurusi anak sementara ibunya sibuk bekerja, sudah sepatutnya mereka tidak dipergunjingkan dan bahkan sebaliknya, patut diberikan apresiasi.
Baca juga: Karena Aku Bagian dari Rumah
- Ciptakan Lingkungan Yang Aman
Ketika sekelompok masyarakat bersifat suportif dan menciptakan lingkungan yang aman bagi semua orang untuk mengekspresikan dirinya, baik kepada laki-laki yang ingin menjadi bapak rumah tangga atau ibu yang ingin menjadi perempuan karir, maka perkembangan positif dalam bentuk pemberdayaan perempuan dapat tercipta dengan sendirinya.
- Mendorong Laki-Laki Untuk Terlibat Dalam Pekerjaan Domestik
Ketika sekelompok masyarakat sudah terbiasa melihat laki-laki terlibat dalam pekerjaan domestik, maka bukan hal yang sulit untuk mendorong laki-laki lainnya untuk ikut berpartisipasi dalam tugas domestik. Masyarakat dapat membentuk kelompok-kelompok kecil dengan para laki-laki di lingkungannya untuk berbagi pengetahuan mengenai berbagai pekerjaan domestik serta apa saja manfaat yang dirasakan oleh pasangan yang menerapkan berbagi peran domestik di rumahnya.
Baca juga: Karena Engkau Memang Istimewa
Untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi perempuan memang diperlukan kerjasama dari semua pihak, baik pada level individu hingga kolektif. Masyarakat dapat menjadi support system yang mendorong terbentuknya lingkungan yang setara dan adil untuk semua orang, terlepas dari apapun gendernya. Yang pasti, semuanya bisa terwujud jika kita mulai dari sekarang!
Penulis: Fauzan Zaelani
0 Comments
Leave A Comment