Kekerasan dalam pacaran sudah menjadi perhatian yang cukup besar. Apalagi jika kita merujuk pada statistik kekerasan yang dirilis Komnas Perempuan, hal tersebut benar-benar sebuah masalah. Karenanya penting memberikan pengetahuan pada generasi muda seperti apa hubungan yang sehat dan tidak sehat. Selain sebagai pengetahuan juga sebagai upaya counter akan banyaknya informasi yang keliru di luar sana mengenai relasi dalam berpacaran yang merugikan salah satu pihak. Bayangkan, masih ada yang tidak dapat menyadari bahwa sebuah relasi yang dominan, posesif, penggunaan kekerasan verbal, seksual hingga kekerasan fisik, masih dianggap suatu relasi yang normal.
Agar terhindar dari relasi yang merugikan, langkah apa yang dapat kita lakukan? Pernah mendengar istilah relationship red flags? Istilah itu digunakan oleh kawan atau orang di sekitar kita yang kadang berkata “yang dia lakukan itu udah nunjukin red flag! Keluar dari hubungan itu selagi kamu bisa!”. Ya, benar, red flag adalah istilah yang digunakan bila dalam suatu relasi dengan pasangan sudah menunjukan gejala yang merugikan salah satu pihak.
Tapi bagaimana kita bisa membedakan relasi yang memang terkadang ada perselisihan semata, dengan suatu relasi yang berpotensi abusive? Dan apa sebenarnya relationship red flag itu sendiri?
Baca juga: Mengenali Kekerasan Seksual
Red flag atau tanda peringatan dari suatu relasi sering kali muncul ketika seseorang atau pasanganmu adalah pelaku kekerasan dan kamu yang menjadi korbannya. Jelas, orang tersebut tidak tepat untukmu. Karena itu penting bagi kita begaimana mempelajari agar dapat melihat tanda red flags dalam suatu relasi. Selain agar terhindar menjadi korban, juga dapat membantu menghindari patah hati dari hubungan yang disfungsional di kemudian hari.
Berikut ini 3 tipe red flags yang bisa dilihat:
- Kamu perlu memperhatikan perilaku, kepribadian, sifat, konsistensi, dan nilai-nilai (kemanusiaan) dalam dirinya. Apakah dia memperlakukan dirimu, orang lain, atau bahkan dirinya sendiri secara membahayakan atau tidak sehat?
- Perhatikan cara kalian berinteraksi satu sama lain. Apakah terdapat dinamika relasi yang menyakitkan atau tidak sehat?
- Perhatikan kesehatan mental dan atau fisikmu apakah menurun sejak menjalin hubungan dengan si dia?
Baca juga: Kenali Kekerasan Dalam Pacaran dan Cara Menghindarinya
Jika kamu melihat relasimu dengan pasangan ada banyak kesesuaian dari tanda atau red flags di atas, cobalah untuk memeriksa red flag tersebut lebih jauh relationship red flags lainnya, antara lain:
- Inability to resolve conflicts. Kamu memiliki argumen yang berulang dan tidak pernah terselesaikan, pasanganmu menolak berdiskusi mengenai beberapa isu atau mengakui kekhawatiranmu.
- Controlling behavior or a lack of trust. Sebagai contoh, pasanganmu ingin tau dimana dirimu dan dengan siapa kamu berada, setiap saat, atau memaksa meminta kode handphonemu sebelum kamu siap untuk berbagi hal-hal pribadi padanya. Perilaku-perilaku tersebut mencerminkan kurangnya kepercayaan dan rasa hormat.
- You don’t feel like you can be fully yourself. Semakin berlanjut sebuah hubungan, kamu seharusnya merasa lebih nyaman dengan pasanganmu dan berbagi lebih banyak hal tentang dirimu padanya. Jika kamu tidak juga merasa aman untuk berbagi pengalaman, minta, pikiran, dan perasaanmu, atau bahkan malah merasa dihakimi atau dikritik ketika kamu melakukan sesuatu dan mulai menyembunyikan bagian-bagian dari dirimu yang tidak disetujui oleh pasanganmu.
- Your friends and family members have expressed concerns about your partner or your relationship. Pastinya opini orang lain tentang pilihan kita dalam pasangan bukalah akhir dari segalanya. Tetapi terkadang mereka lah yang melihat red flag yang tidak bisa kita lihat. Ada baiknya kita mempertimbangkan opini mereka, terutama jika sudah ada beberapa orang yang mengekspresikan kekhawatiran mereka.
- You’re conceding rather than compromising. Hubungan yang membutuhkan beberapa give and take dari kedua belah pihak. Terlalu memberikan hak, atau terlalu mengalah dapat membuat ketidakseimbangan hubungan. Jika kamu selalu memprioritaskan kebutuhan dan keinginan pasangan diatas dirimu sendiri, mungkin untuk menjaga kedamaian hubungan, kebutuhanmu sendiri tidak akan terpenuhi dan kamu cenderung menjadi mudah tersinggung.
- Difficulty sharing feelings. Berbagi perasaan kita adalah dasar dari intimasi. Jika salah satu dari kalian tidak mampu mengenali dan secara tepat mengekspresikan perasaan kalian, komunikasi dan intimasi akan selalu menantang.
- Giving up your friends, interest, or goals. Sebuah hubungan harus menambah kebahagiaan untuk hidup kita dan seharusnya tidak melemahkan siapa dirimu dan apa yang penting untukmu. Jika kamu merasa pasanganmu akan marah, cemburu, dan terlalu kritis jika kamu menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga, dan jika pasanganmu membuatmu menyerah pada hal-hal yang penting dan kamu cintai seperti hobimu, hal-hal tersebut bisa menjadi salah satu red flag.
Baa juga: CatCalling: Salah gak sih?
- Pressure to become too serious too fast. Hal ini bisa saja termasuk desakan untuk melakukan hubungan sex, tinggal bersama, atau menikah. Ketika pasanganmu tidak mendengarkan kebutuhanmu atau memperhatikan pendapatmu tentang membawa hubungan kalian ke tahap berikutnya, itu bisa menjadi ciri-ciri red flag.
- Lying or breaches of trust. Banyak orang mungkin akan setuju kalau kepercayaan adalah komponen penting bagi hubungan yang sehat. Selingkuh merupakan salah satu bentuk pengkhianatan terbesar dan tersakit. Red flag terbesar adalah ketika pasangan tidak setia atau menghormati perjanjian untuk tidak memiliki pasangan lain; atau kamu merasa sakit, dikhianati, ditinggalkan, atau ditolak, dan pasanganmu tidak peduli akan hal tersebut.
- Abuse of any kind (emotional, verbal, physical, sexual, financial, gaslighting). Kita semua tau kalau kekerasan adalah tetap saja kita membuat alasan untuk hal itu. Jika kamu pernah merasakan kekerasan dalam hubunganmu sebelumnya (atau ketika masih kecil), kamu mungkin memiliki kesulitan untuk melabel kekerasan sebagai kekerasan karena kamu merasa sudah biasa, cenderung menyalahkan dirimu jika hal tersebut terjadi, dan merasa mereka melakukan tersebut karena mereka mencintaimu. Jangan pernah mengabaikan tindak kekerasan sekecil apapun, seperti memanggil nama yang merendahkan, memaksa melakukan hubungan sex ketika kamu tidak mau, atau memberitahumu pakaian apa yang harus kamu kenakan. Perilaku kekerasan cenderung menjadi lebih buruk dan lebih sering, bukan menjadi lebih baik.
- Increased symptoms of mental or physical health problems. Tubuh, pikiran dan jiwamu semuanya saling berhubungan, oleh karena itu mengapa tanda-tanda stres, depresi, dan kecemasan muncul pada tubuh kita dan juga pada pikiran dan perasaan kita. Pastikan kamu memperhatikan masalah kesehatan yang baru muncul atau malah kesehatan yang semakin memburuk, meningkatnya perasaan marah, kebencian, takut, dan stres. Pertimbangkan apakah perasaan-perasaan tersebut muncul terkait dengan hubunganmu dan pasangan.
Baca juga: Gunung Es Kekerasan Seksual
by: Fairuz Nadia
Referensi:
https://www.loveisrespect.org/content/is-this-a-red-flag/
https://blogs.psychcentral.com/imperfect/2018/11/11-relationship-red-flags-and-why-we-ignore-them/
0 Comments
Leave A Comment