Semakin berkembangnya teknologi saat ini tentu saja memudahkan kita dalam berbagai hal, termasuk untuk hiburan (dalam bentuk video, film, atau game). Saat ini banyak remaja, bahkan anak-anak yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain game melalui gawai telepon pintar, atau personal computer (PC)

Semua anak, laki-laki atau perempuan berpotensi kecanduan bermain game, tapi menurut penelitian yang dilakukan oleh Herman Nirwana & Nurul Jannah (Universitas Negeri Padang), menyatakan bahwa kecanduan game pada anak laki-laki lebih tinggi dari anak perempuan. Hal tersebut karena anak laki-laki cenderung memiliki keinginan untuk mengalahkan, dan hal tersebut membuatnya merasa ketagihan untuk bermain terus menerus. Dalam konteks konstruksi gender tradisional, orangtua tidak membebani anak laki-laki melakukan pekerjaan rumah tangga (domestik), dan beban itu hanya diberikan kepada anak perempuan, sehingga selain anak perempuan tidak memiliki waktu yang cukup untuk bermain, juga mendapat batasan jenis permainan (tidak sebebas anak laki-laki).

Ada sejumlah dampak pada permainan game, salah satunya dampak positif, antara lain dapat membantu mengurangi stres, mendapatkan teman baru, hiburan, bahkan dapat membantu meningkatkan keterampilan bahasa asing. Lalu apa yang membuat bermain game memiliki dampak buruk, terutama pada anak? Dengan bermain game, mereka cenderung kurang melakukan gerakan yang lama kelamaan membuat sistem motorik mereka menurun dan dapat mengakibatkan obesitas. Selain itu dapat memicu kerusakan pada mata (karena terlalu lama menatap layar handphone atau laptop yang menyebabkan mata lelah dan bahkan dapat menyebabkan mata minus). Kecanduan bermain game dapat menyebabkan anak mengalami gangguan konsentrasi dan mereka cenderung lebih tertarik untuk melakukan permainan di dalam rumah dibanding melakukan aktivitas fisik di luar rumah.

Penelitian yang dilakukan oleh dr. Siste, 2008 (pakar adiksi & Kepala Departemen Medik Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), terdapat 14% anak kecanduan internet (bermain media sosial & game online). Biasanya mereka menghabiskan waktu sekitar 4-6 jam perhari.

Dampak dari anak yang kecanduan game rela menghabiskan waktunya hanya untuk bermain game dibanding melakukan kegiatan lainnya, dan mereka menganggap bermain game lebih penting dari hal lain. Selain dampak menghabiskan waktu dengan main game, Price, menyatakan kalau kecanduan game juga menyebabkan seseorang sulit mengembangkan kemampuan interaksi dengan orang lain dan membuat hubungan dengan orang lain menjadi kurang baik. Anderson & Bushman juga menyatakan kalau kecanduan game membuat prestasi akademik & motivasi belajar menurun.

Lalu, bagaimana kita mengetahui kalau anak mengalami kecanduan game?

  1. Sebagian besar waktu dihabiskan untuk bermain game.
  2. Menunda atau bahkan sengaja tidak mengerjakan tugas untuk bermain game. 
  3. Tidak tenang saat tidak ada handphone.
  4. Meminta orang tua untuk membelikan perlengkapan game dalam jarak waktu yang dekat.

Lalu bagaimana kalau anak sudah mengalami kecanduan game, dan bagaimana mengatasinya? Berikut beberapa cara untuk mengatasi kecanduan game pada anak:

  1. Mengurangi waktu bermain game untuk anak. Jika anak dalam sehari menghabiskan waktu sekitar 6 jam, maka kurangi waktu bermain dengan perlahan atau berikan pengertian pada anak mengapa jam bermain harus dibatasi.
  2. Mengalihkan dengan kegiatan lain yang bermanfaat. Misalnya seperti mengajak berenang, bermain bola, atau aktivitas fisik lainnya.
  3. Buat kesepakatan agar dapat bermain game. Seperti boleh bermain setelah selesai belajar atau setelah membantu orang tua.
  4. Memberikan contoh yang baik. Misalnya pada saat memiliki waktu luang, bisa saja orang tua mengajak anak untuk berbincang bincang, mengajak anak untuk ikut andil dalam membersihkan rumah, atau mengajak jalan-jalan (misal ke museum, ke perpustakaan nasional, atau taman bermain).
  5. Jika setelah melakukan berbagai cara seperti di atas namun keinginan untuk bermain game masih sangat tinggi, maka akan sangat tepat untuk meminta bantuan pada tenaga ahli yang profesional.

By: Safira Prabandani

Referensi

https://fk.ui.ac.id/infosehat/jumlah-pecandu-game-online-di-indonesia-diduga-tertinggi-di-asia/

Nirwana, H. & Jannah, N . M. (2015). Hubungan kecanduan game dengan motivasi belajar siswa dan implikasinya terhadap bimbingan dan konseling. http://103.216.87.80/index.php/konselor/article/view/6473/5023

https://jateng.idntimes.com/life/family/bandot-arywono/6-cara-mengatasi-kecanduan-game-pada-anak-tak-mesti-dirawat-di-rsj/3

https://kumparan.com/beritabojonegoro/dampak-buruk-kecanduan-bermain-game-pada-anak-1sSD4Ef37xz