Mengapa perempuan kerap memperhatikan penampilan fisiknya, atau yang biasa disebut dengan body image? Salah satu faktornya karena sebagian perempuan seringkali diminta oleh orangtua, teman, atau orang di sekitarnya untuk memperhatikan penampilannya. Pada akhirnya keinginan tampil dengan tubuh yang sempurna menjadi sebuah persoalan yang disebut gangguan body image. Menurut Cash dan Pruzinsky (2002), body image merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya berupa penilaian positif atau negatif pada dirinya sendiri. Ketika body image telah membuat individu merasa khawatir akan penampilan fisiknya yang membuat individu tersebut selalu memperhatikan penampilannya dan merasa tidak percaya diri itu sudah menjurus kepada gangguan body image.

Tapi, apakah gangguan body image hanya dialami perempuan? Bagaimana dengan laki-laki, apakah mereka mengalami juga?

Laki-laki juga tidak lepas dari konsep body image. Dengan memperhatikan penampilan akan membuat laki-laki merasa percaya diri, dan bahkan merasa telah memenuhi kriteria sebagai sosok laki-laki maskulin. Itulah kenapa sebagian laki-laki  memilih untuk menjaga penampilan fisik dengan badan yang sixpack, berotot, dan dibalut dengan pakaian, gadget serta kendaraan dengan merk terkenal.

Baca juga: (Terlihat) Bahagia Belum Tentu Bahagia

Lalu, ada apa dengan body image? Apakah salah bila ada laki-laki yang memperhatikan penampilannya?

Penampilan fisik laki-laki sering dikaitkan dengan maskulinitas. Maskulinitas yang digambarkan pada umumnya ialah citra laki-laki dengan sosok yang kuat, tangguh, gagah, macho, berani, berpikir, berperilaku, merasakan, dan label khas lainya yang menggambarkan ciri maskulin, atau yang biasa disebut “cowok banget”. Laki-laki yang memperhatikan penampilan fisik bukan lah suatu masalah. Akan tetapi, jika penampilan fisik dijadikan satu-satunya acuan agar memenuhi “standar” maskulinitas, hal tersebut dapat memicu terciptanya body image yang tidak sesuai dengan kondisi diri sebenarnya.

Dari sebuah survei, sekitar 20-40% laki-laki mengalami gangguan body image, karena tidak puas dengan keadaan tubuhnya saat ini. Penelitian tersebut juga menunjukkan fakta sekitar 55% laki-laki, biasanya melakukan latihan angkat beban untuk membentuk badannya dan melakukan diet ketat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh  Dr. Alison Field di salah satu rumah sakit di Boston, menemukan bahwa laki-laki berusia 15-21 tahun merasa minder akan tubuhnya sendiri, sebanyak 9,2% laki-laki lebih peduli pada otot-ototnya, 2,5% laki-laki khawatir tentang berat badannya, dan 6,3% terkait dengan keduanya (Khaira, 2018).

Baca juga: Maskulinitas Positif

Dampak Psikologis Body Image yang Negatif

  • Depresi

Individu yang memiliki body image yang negatif merasakan depresi, kecemasan, dan kecenderungan berpikir untuk melakukan hal yang merugikan dirinya. Seperti : diet ketat dan gym terus menerus.

  • Body Dysmorphic Disorder (BDD)

Body dysmorphic disorder merupakan obsesi citra tubuh yang menyebabkan individu berpikir bahwa penampilan fisiknya cacat. Akibatnya, individu akan terus menerus melakukan operasi plastik karena selalu tidak puas dengan penampilan fisiknya.

  • Anoreksia Nervosa

Pengidap anoreksia nervosa melihat diri mereka sebagai orang yang kelebihan berat badan, bahkan ketika sebenarnya mereka memiliki berat badan jauh di bawah standar yang sehat. Akibatnya, pengidap anoreksia nervosa menolak untuk makan.

  • Bulimia Nervosa

Pengidap bulimia nervosa akan kehilangan kontrol saat makan dalam porsi besar di waktu singkat, kemudian membuang asupan kalori dengan memaksakan dirinya untuk muntah.

Menyikapi body image yang pada akhirnya bisa menjadi gangguan tersendiri dan tidak sehat bagi diri, bagaimana semestinya kita bersikap? Kamu bisa memulai dengan mencintai dirimu sendiri, sehingga kamu tidak perlu merasa bersalah, cemas, insecure, atau inferior walau tidak memiliki badan yang berotot dan perut tidak sixpack. Selain itu, gambaran mengenai laki-laki ideal adalah yang berotot, dan tampil glamour, merupakan konstruksi gender tradisional yang memperdaya laki-laki. Selain itu bila body image telah menjadi gangguan, maka tentu akan berdampak bagi dirinya, itu karena ia akan menjadi orang yang tidak percaya diri karena penampilan.

Baca juga: Toxic Masculinity

Selain body image negatif, ada juga body image yang positif. Lalu, bagaimana membangun body image positif? Berikut cara membangun body image positif:

  • Meningkatkan kepercayaan diri

Ketika seorang laki-laki memiliki kepercayaan diri yang tinggi, maka ia akan lebih menghargai dirinya sendiri.

  • Memiliki sikap positif

Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri akan membuat seorang laki-laki akan lebih percaya diri dalam berpenampilan. Seperti memikirkan hal-hal positif yang ia miliki (bakat, kemampuan, dan lainnya).

  • Memiliki kestabilan emosi untuk menghadapi perkataan orang lain

Kehidupan seorang laki-laki tidak terlepas dari penilaian masyarakat terhadap laki-laki yang sering dikaitkan dengan maskulinitas, karena hal tersebut jika laki-laki tidak memenuhi karakteristik dari maskulinitas maka akan mendapatkan kritikan dari masyarakat. Oleh karena itu, seorang laki-laki juga harus memiliki kestabilan emosi. Jika telah memiliki kestabilan emosi yang baik maka ia tidak akan terpengaruh oleh perkataan orang lain yang menilai penampilannya buruk.

  • Tidak perlu  membandingkan diri dengan orang lain

Jika seorang membandingkan dirinya dengan orang lain tentu saja itu tidak akan pernah habis. Hal tersebut akan membuat seseorang selalu memperbaiki penampilannya agar sama dengan orang lain dengan melakukan berbagai cara. oleh karena itu, stop membandingkan diri anda dengan orang lain. Setiap individu memiliki ciri khas dan karakteristik berpenampilan masing-masing.

  • Bersyukur terhadap apa yang telah dimiliki

Bersyukur adalah salah satu hal yang dapat dilakukan. Bersyukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Tuhan.

  • Kelilingi diri dengan orang-orang yang positif.

Jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki jiwa positif, maka kita akan lebih memiliki pandangan yang jauh lebih baik (positif) terhadap penampilan fisik.

Baca juga: Self Love atau Narsistik?

By: Erisca Melia Safitri

 

Daftar referensi

Cash, T. F., & Pruzinsky, T. (2002). Body image: A handbook of theory, research, and clinical practice. New York: The Guilford Press.

Khaira, P. (2018). Hubungan Antara Self Esteem Dengan Body Image Pada Remaja Laki-laki. Skripsi. Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

https://doktersehat.com/mengenal-gangguan-body-image-pada-pria/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/gangguan-kesehatan-akibat-body-image-negatif/

https://www.sehatq.com/artikel/body-positivity-langkah-untuk-menerima-dan-mencintai-diri-sendiri