Pada banyak iklan, pelatihan, pidato, acara keagamaan, maupun dalam obrolan santai, kerap membahas tentang keluarga bahagia, hingga membuat tagline “rumahku surgaku” untuk menggambarkan tentang keluarga yang harmonis. Namun faktanya tidak semua bahtera rumah tangga berjalan dengan baik dan  berujung pada perceraian.

Keluarga yang sarat dengan konflik, atau yang biasa disebut broken Home, bukan saja menciptakan suasana rumah yang tidak kondusif, tetapi juga memicu anggota keluarga, termasuk anak menjadi tidak betah berada di rumah. Apalagi bila dalam keluarga tersebut terjadi KDRT, anak tentu menjadi pihak yang terimbas akibat menyaksikan kekerasan terjadi berulang. Hal tersebut tentu bisa membuat anak mengalami trauma atas kejadian yang dialami oleh kedua orang tuanya.

Baca juga: Membangun Relasi yang Baik Antara Orangtua dan Anak

Dampak lainnya dapat mengganggu konsentrasi belajar, pekerjaan, hubungan percintaan, dan hubungan sosial lainnya. Misalnya mereka bisa saja menjadi posesif, sulit percaya pada orang lain, takut menjalin hubungan dengan orang lain, atau tidak dapat mengekspresikan diri sendiri. Imbas lain anak dari keluarga broken home seringkali digeneralisasi buruk oleh masyarakat, yakni dianggap sebagai anak yang kurang mendapat perhatian dan kurang kasih sayang dari orang tua akan menjadi anak yang rusak, tidak punya masa depan, dan stigma lainnya.

Generalisasi bahwa anak dari keluarga yang broken home sulit berprestasi tidaklah benar. Ada banyak anak dari keluarga yang broken home mendapat kasih sayang kedua orang tuanya meskipun mereka sudah bercerai. Namun dibalik itu semua, banyak dari mereka yang berpikir saat sudah dewasa nanti tidak ingin melakukan hal yang sama seperti apa yang terjadi dalam keluarganya. Terlebih saat mereka juga menjadi korban kekerasan dari orangtuanya akibat dari permasalahan yang sebetulnya tidak ada kaitannya dengan mereka, mereka tidak ingin melakukan hal tersebut pada anak-anaknya kelak.

Tentu saja tidak ada anak yang ingin terus terpuruk akan masa lalunya, mereka pun tentu memiliki cita-cita yang ingin mereka raih. Seperti halnya yang dialami oleh A, ia menjadi anak dengan keluarga broken home sejak usia 9 tahun. A sering mendengar kedua orangtuanya bertengkar, hal itu kemudian membuatnya menjadi trauma. Lalu ia pun terpaksa dihadapkan pada pilihan untuk ikut dengan ayah atau ibunya. Selama bersekolah A pun menunjukkan kalau ia mampu meraih prestasi peringkat 1 hingga lulus sekolah dan mewakili sekolahnya mengikuti olimpiade sains se-Jakarta. Menurutnya, perceraian kedua orang tuanya bukanlah penghalang dirinya untuk tetap berprestasi. Selain itu banyak public figure yang datang dari keluarga yang tidak utuh namun tetap dapat berkarir dengan baik, misalnya Nia Ramadhani, Naysila Mirdad, Eva Celia, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Kenali Kekerasan Emosional Anak

Untuk kamu yang ingin berusaha bangkit dari trauma masa lalu akibat broken home, mungkin kamu dapat melakukan beberapa cara seperti:

  1. Belajar menerima keadaan atau kenyataan. Mungkin pada awalnya memang berat, namun dengan melakukan hal ini kamu bisa menjadi lebih kuat dan dewasa. Terima kenyataan dengan lapang dada dan selalu tetap bersyukur.
  2. Tetap optimis. Lakukan hal yang tepat dan dengan cara yang tepat. Serta jangan ragu untuk menemui ahli jika memang membutuhkan bantuan profesional.
  3. Fokus pada tujuan hidupmu. Berusahalah semaksimal mungkin untuk menggapai tujuanmu, tidak peduli seberapa besar masalah yang kamu hadapi.
  4. Berpikir positif dan hindari berpikir negatif yang akan menghancurkan dirimu sendiri. Percayalah bahwa kamu akan berhasil dengan tujuan hidupmu. Misalnya kamu berpikir mengenai bagaimana cara kamu untuk mencapai tujuan hidup meskipun dengan semua hal yang telah terjadi dalam hidupmu.
  5. Selalu bersyukur. Bersyukur menjadi salah satu cara bagaimana kita menghargai apa yang telah dimiliki, dan keluar dari “jebakan” selalu membanding-bandingkan keadaan diri dengan orang lain yang dirasa lebih beruntung. Baca tentang Bebaskan Dirimu dari Social Comparison[]

Baca juga: Bantu Anak Selama Belajar dari Rumah

By: Safira Prabandani

 

Ed: FN, WS, JLP

 

Referensi:

https://www.idntimes.com/life/family/rahul-fahry/anak-broken-home-kalian-pasti-mengerti-4-penderitaan-ini-c1c2/1

https://id.theasianparent.com/anak-dibesarkan-keluarga-berantakan

https://teen.kapanlagi.com/girls/pubertas/anak-broken-home-tetap-bisa-berprestasi-8751ed.html

https://www.idntimes.com/life/inspiration/noer-suhasbi/broken-home-ini-5-cara-agar-kamu-kuat-menghadapinya-c1c2/3