Kesehatan jiwa merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia, salah satunya tentang gangguan bipolar. Menurut Badan Kesehatan Dunia, atau WHO, gangguan bipolar merupakan salah satu yang paling tinggi dengan sekitar 5,7 juta jiwa menderita gangguan bipolar dan menyebabkan gangguan disabilitas ke 6 di dunia, atau sekitar 1% dari seluruh populasi di seluruh dunia. Lebih dari itu, sebanyak 25-50% penderita gangguan bipolar pernah melakukan percobaan bunuh diri paling sedikit sekali selama hidupnya.

Sebenarnya apa itu gangguan bipolar? Gangguan bipolar atau bipolar disorder adalah gangguan mood yang ekstrim (merasa sangat senang sekali dan merasa sangat sedih sekali). Gejala gangguan bipolar (pola, keparahan, serta frekuensi) berbeda pada tiap individu. Gangguan ini terjadi pada laki-laki dan perempuan (meskipun episode depresi lebih sering terjadi pada perempuan), dan biasanya terjadi pada masa remaja dan dewasa muda dengan usia rata-rata 18-22 tahun. Selain itu untuk dapat mendiagnosis individu menderita bipolar atau tidak, tentunya terdapat kriteria atau pedomannya tersendiri.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Kecemasan

Terdapat 2 tipe bipolar disorder, yakni bipolar 1 (paling tidak terdapat satu episode manik dan satu episode depresi) dan bipolar 2 (minimal terdapat satu episode hipomanik dan satu episode depresi) . Episode dalam gangguan bipolar yaitu:

Episode Manik. Individu akan mengalami peningkatan energi, merasa sangat gembira, penuh ide dan semangat, sulit tidur, mudah tersinggung, dan lainnya. Pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) V, disebutkan bahwa episode manik tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat (misal, penyalahgunaan obat, medikasi, perawatan lain) atau kondisi medis lainnya.

Episode Hipomania. Individu akan mengalami gejala seperti pada episode manik. Namun, pada episode ini dapat menghasilkan keputusan yang buruk serta membahayakan hubungan, karir, serta reputasi individu tersebut.

Episode Depresi. Individu akan mengalami gejala seperti sulit berkonsentrasi, merasa tidak berguna, putus asa, rendah diri, hilangnya nafsu makan, yang menyebabkan penurunan signifikan pada pekerjaan atau bidang penting lainnya.

Baca juga: Mengenal Fobia Spesifik

Benarkah perempuan paling rentan menderita gangguan bipolar? Menurut data yang diambil oleh National Health Interview Survey di Amerika mendapatkan sebanyak 1,7% diagnosis gangguan bipolar dengan 1,9% perempuan dan 1,4% laki-laki. Untuk di Indonesia sendiri, gangguan bipolar di Indonesia belum tercatat dalam Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Dilansir melalui Metro TV, berdasarkan data tahun 2007 di Indonesia, prevalensi penderita gangguan bipolar jumlahnya bervariasi, antara 1-4% dari populasi. Sementara dari jenis gangguan bipolar umumnya hanya 1%. Secara prevalensi, baik laki-laki maupun perempuan di Indonesia memiliki perbandingan yang sama, yaitu 1%. Untuk gangguan bipolar 1, onset pada laki-laki biasanya dimulai dengan satu episode manik, sedangkan pada perempuan biasanya dimulai dengan suatu episode depresi mayor.

Terdapat beberapa faktor penyebab gangguan bipolar, yaitu 1) Faktor biologis (pengaruh genetik, neurokimia, hormonal, neurofisiologis, neuroanatomis, dan pengaruh ritme biologis); 2) Faktor psikologis (kejadian yang menimbulkan stress, kurangnya dukungan sosial, kepribadian individu tersebut, dan lainnya).

Lalu, apakah bipolar bisa disembuhkan? Bipolar dapat diobati dengan perawatan jangka panjang, dan tentu saja ada kerjasama antara pasien, rutin mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter, dukungan dari lingkungan, dan tenaga kesehatan.

Adapun dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat dengan cara:

  1. Hindari memberi label bahwa penyandang bipolar adalah orang dengan mental yang lemah.
  2. Berikan dukungan dan dengarkan mereka.
  3. Berikan dukungan kepada mereka untuk menemui dokter, dan mengkonsultasikan atas gejala yang mereka alami. []

Baca juga: Mengelola Stres

By: Safira Prabandani

 

Ed: FN, WS, JLP

Referensi

Desk Reference to the Diagnostic Criteria From DSM-5. American Psychiatric Association.

Hooley, J., Butcher, J . N., Nock, M . K., Mineka, S. (2018). Psikologi Abnormal  edisi 17. Salemba Humanika.

https://www.bipolarcareindonesia.org/2018/09/apa-itu-bipolar.html

https://www.healthline.com/health/bipolar-disorder

https://health.kompas.com/read/2013/10/03/1840287/Penderita.Gangguan.Bipolar.Bisa.Sembuh

https://www.merdeka.com/khas/berkenalan-dengan-pengidap-bipolar.html

https://www.slideshare.net/eddyhutagaol/bipolar-disorder-8052071