Belum lama ini seorang korban kekerasan seksual yang terjadi di tempat kerjanya mengatakan bahwa pada saat ia pertama kali melaporkannya, ia malah disalahkan dan dituduh terlalu konservatif dan tidak mengenal friendly gesture. Ini hanya salah satu contoh dimana seorang korban disalahkan karena telah dilecehkan. Sampai saat ini walaupun telah banyak korban kekerasan seksual anggota DPR masih belum saja mengesahkan RUU PKS sampai bertahun-tahun. Banyak orang yang berpikir bahwa mereka sudah berempati pada orang lain, tetapi mungkin saja yang kamu lakukan hanya sekedar bersimpati kepada mereka. Pernah gak kamu dengar kalimat ini? “Kalau kamu tidak merasakan rasa sakit yang orang lain rasakan, maka kamu tidak akan pernah mengerti mereka”. Berempati kepada orang lain bukan hal yang mudah untuk dilakukan, sebagian orang tidak dapat berempati karena itu bukan hal yang biasa dilakukan sejak kecil. Beberapa orang tidak mau berempati karena takut dianggap “sok baik” atau “sok peduli” pada orang lain. Sebenarnya apa sih empati itu?

Empati adalah kemampuan seseorang untuk dapat memahami apa yang orang lain rasakan secara emosional atau singkatnya membantu kalian membayangkan jika diri kalian ada diposisi orang lain. Mungkin tidak semua orang memiliki tingkat empati yang sama. Mengembangun rasa empati sangat penting untuk hubungan dan berperilaku dengan kasih sayang.

3 tipe empati;

  1. Empati kognitif dimana kalian mencoba memahami pemikiran atau pola pikir orang lain. Kalian bisa mengerti apa yang orang lain pikirkan dan bisa memahaminya.
  2. Empati somatik dimana kalian bisa merasakan dan merespon secara fisik terhadap apa yang orang lain rasakan atau alami.
  3. Empati afektif dimana kalian mampu memahami emosi atau perasaan orang lain yang membuat kalian juga merasakan emosi tersebut.

Cara untuk mengasah tingkat empati kita adalah dengan mendengar aktif. Mendengar aktif adalah memperhatikan dan mendengarkan apa yang orang lain ceritakan kepada kalian, mendengar aktif adalah dimana kalian memberikan feedback kepada lawan bicara apa yang menurut kalian dirasakan oleh lawan bicara.

Empati dan Isu Ketidakadilan Gender

Ketidakadilan gender yang terjadi sampai saat ini, seperti jika ada seorang laki-laki yang bekerja sebagai hairdresser (pekerja salon) atau sebagai ayah rumah tangga dan jika perempuan kerja sampai larut padahal memang mereka memilih untuk menjadi seorang business woman dianggap sebelah mata masih banyak. Jika kita mempunyai rasa empati yang tinggi terhadap dinamika kehidupan orang lain dan tidak asal melabeli maka ketidakadilan gender akan semakin berkurang.

Dengan cara mendengar aktif kalian akan lebih paham apa yang orang lain rasakan, dan akan mudah mengasah empati kalian terhadap orang lain, mereka yang bekerja sebagai hairdresser laki-laki dan business woman pun bisa lebih bangga dengan pekerjaannya dan tidak merasa dikucilkan. Pada saat ini rasa empati kita semakin diuji dengan keadaan dunia yang sangat memprihatinkan, jika kita tidak mempunyai rasa empati pada kondisi yang seperti ini maka umumnya kalian akan sulit untuk berpikir jernih dan susah untuk mengendalikan pikiran kalian. Tindakan dan kata-kata yang kalian ucapkan bisa menjadi tidak bijaksana. Jadi cobalah untuk mengasah rasa empati kalian untuk lebih memahami apa yang terjadi saat ini.

By: Nanda Novira

Ed: FN, WS, JLP

Referensi:

https://www.psychologytoday.com/intl/basics/empathy

https://www.sehatq.com/artikel/empati-adalah-emosi-yang-berbeda-dengan-rasa-iba

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/11/210551670/mengapa-perempuan-korban-pelecehan-seksual-cenderung-enggan-melapor?page=all