Sebagai salah satu cabang ilmu psikologi, psikologi sosial tentunya mempelajari secara mendalam bagaimana manusia sebagai makhluk sosial yang membedakan dengan makhluk-makhluk lainnya yang ada di muka bumi dan bagaimana interaksi tersebut dapat mempengaruhi manusia itu sendiri. Manusia di dalam lingkungan sosial nya pula saling berinteraksi satu sama lain, memahami tingkah laku, pola pikir, maupun pendapat orang lain, hidup bersama, memberikan respon dan perangsang hingga terbentuk lingkup sosial yang utuh atau sebuah bentuk kedekatan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Sama halnya dengan dalam menjalani kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak yang masih berkesempatan menjalankan hari-hari penuh dengan aktivitas yang menyenangkan di rumah, tempat bermain, maupun sekolah tentu saja hubungan pertemanan sangatlah berarti bagi kita. Begitu pula ketika mulai memasuki masa remaja dimana kita mengalami gejolak psikologis yang paling rumit, dihadapkan dengan pubertas dan kompleksitas emosional yang juga terombang-ambing.
Hal-hal ini yang membuat peran seorang teman sangatlah krusial untuk menemai semasa kita menjalankan hari-hari yang seru atau melelahkan, dan semasa kita jatuh ditimpa banyak persoalan. Pertemanan membuat kita memiliki ikatan khusus dengan satu atau beberapa orang dalam kelompok sosial kita yang memiliki tempat tersendiri di hati kita. Mulai ada satu atau beberapa orang yang memperlakukan kita ‘lebih’ dari teman yang lainnya, hal yang sama kita lakukan padanya atau pada mereka karena intimacy yang lebih ketimbang teman-teman lainnya. Kemudian muncullah label atau istilah yang kita gunakan untuk menjadi julukan spesial untuknya atau mereka, yaitu sahabat. Namun istilah persahabatan tidaklah hanya untuk kalangan anak-anak dan remaja, tapi juga untuk kalangan dewasa, banyak sekali persahabatan yang langgeng dari masa remaja hingga dewasa.
Sahabat adalah mereka yang kamu percayai, yang kamu kenal bahkan mungkin melebihi dirinya atau diri mereka mengenal dirinya sendiri, atau bahkan kalian saling bertukar pikiran dan terbuka atas banyak hal yang mungkin tidak kalian ceritakan kepada kakak, adik, atau bahkan orang tua. Kedekatan yang mutual inilah yang disebut ikatan persahabatan, dimana didalamnya terlibat tidak hanya rasa percaya, namun juga rasa aman, nyaman, kepedulian, sayang, dan kekhawatiran akan kepergian atau perpisahan dengannya atau mereka, atau rasa takut bahwa ikatan ini memiliki ujung. Oleh karena itu, hubungan persahabatan dilanggengkan dengan dipe;iharanya komunikasi yang baik dan pengertian akan perbedaan satu sama lain yang juga terjalin dengan baik agar ikatan kedekatan tidak ‘luntur’ oleh waktu maupun jarak.
Keterikatan antara kita dengan sahabat kita tentunya memiliki latar belakang atau alasannya masing-masing mengingat setiap individu memiliki dan dihadapi rintangannya masing-masing dalam hidupnya. Persahabatan bisa saja terbentuk karena memiliki interest maupun goal yang serupa, karena berada dalam sebuah lingkup sosial yang sama untuk kurun waktu yang cukup lama, memiliki perbedaan yang sangat kontras sehingga saling melengkapi satu sama lain, atau bahkan berawal dari pertemuan yang tak disangka dan tak terencana. Terlepas dari itu, tentunya kita haruslah bersyukur dan memelihara hubungan tersebut karena perlu diketahui bahwa hubungan persahabatan memiliki benefit esensial jangka panjang untuk psikologis kita. Diantaranya adalah:
Terhindar dari Loneliness
Jangan lah pernah memandang sebelah mata istilah psikologi loneliness atau yang akrab kita sebut rasa kesepian. Rasa kesepian atau loneliness dapat berasal atau memiliki latar belakang penyebab yang berbeda-beda secara spesifik namun semuanya memiliki keterkaitan dengan kehilangan atau kekurangan. Seperti perpisahan dengan orang yang berarti, kepergian figur yang dipercaya atau disayang, kandasnya sebuah hubungan, dan lain sejenisnya. Loneliness juga merupakan salah satu pertanda atau penyebab dari kemunculan simptom-simptom depresi yang tidak menutup kemungkinan dapat mengarah pada usaha untuk melakukan bunuh diri. Mengapa demikian? Ketertekanan yang dialami seorang individu yang disebabkan oleh kesepian, atau kehampaan yang ia rasakan yang terus dipendam kemudian menjadi senjata yang berbalik ke arah dirinya jika tak segera dilakukan tindakan untuk mencegahnya.
Namun dengan kehadiran atau adanya figur seorang atau sekelompok sahabat, loneliness dapat dengan mudah tersingkirkan secara perlahan atau bahkan hilang secara permanen. Hal tersebut karena adanya seorang atau sekelompok orang yang berarti bagi kita, menjadi figur yang diandalkan, disayang, dipercayai, dijadikan ‘tempat untuk kita kembali dari persinggahan’ dapat mengisi banyak ruang kosong dalam diri perasaan kita. Menjadi penuh kasih sayang dan rasa perhatian akan orang atau sekelompok orang yang kita sebut sahabat itu. Memiliki figur yang sangat berharga tentunya memberikan dampak positif bagi psikologis kita karena ‘kehampaan’ tersebut dengan sigap terisi dengan kehadiran mereka.
Tidak hanya itu, kehadiran seorang atau sekelompok sahabat juga dapat mencegah atau menghindarkan kita dari loneliness karena mereka yang selalu membuat kita merasa ‘ada’ dan dihargai keberadaannya dengan mengahbiskan waktu bersama atau bahkan sekedar dengan menjadikan kita figur terpercayanya juga seperti sebagaimana kita kepadanya atau mereka.
Sumber Mental Support
Karena memiliki ‘tempat spesial’ dalam hati kita, seorang atau sekelompok sahabat tentunya tidak hanya menemani kita melalui naik atau turunnya kehidupan sepanjang berbagai fase kehidupan, namun juga menjadi penyemangat, pendorong, atau pemberi kritik atau masukan dan saran paling ampuh dan memberikan impact besar bagi kita. Mengapa demikian? Karena cara pandang figur sahabat yang tentunya mengutamakan kebaikan kita selaku sahabatnya yang menjadi alasan dibaliknya membuat segala bentuk dukungan dan atau masukan yang ia atau mereka berikan sangatlah berarti dan dirasa tepat bagi kita. Seorang atau sekelompok sahabat dapat diumpamakan layaknya ‘satu jiwa’ dalam tubuh yang berbeda dengan kita. Sebab ia atau mereka memahami betul sifat, keadaan, perspektif, perasaan, atau bahkan keluhan yang kita rasakan baik yang sempat diutarakan atau yang tidak.
Bentuk dukungan mental yang ia atau mereka berikan tidak harus selalu dalam wujud masukan, saran, atau dukungan dalam bentuk verbal. Ketersediaan, kehadiran, dan ketulusan mereka untuk selalu ada dan selalu memberikan apa yang dirasa kita butuhkan di momen-momen krusial sangatlah berpengaruh dengan keadaan psikologis kita. Atau dalam kata lain, seorang atau sekelompok sahabat akan senantiasa mengingatkan kita atau menuntun kita ke jalur yang baik seperti mengingatkan kita bahwa kegagalan bukanla akhir dari segalanya, atau sekedar ada ketika kita membutuhkan pelukan penenang, dan lain sebagainya saat kita dihadapkan dengan konflik, permasalahan, atau hanya tidak dalam keadaan yang baik secara keseluruhan. Jelas bahwa kehadiran mereka sebagai ‘penyembuh’, pendukung, penyemangat, dan memiliki efek yang besar bagi psikologis kita.
Mempermudah Proses Decision Making
Tentu saja kita adalah pemegang kendali utama dari jalur atau kisah hidup yang kita jalankan setiap detiknya, namun sebagai manusia bukanlah hal yang tidak wajar apabila kita mengalami keragu-raguan, kebimbangan, atau bahkan rasa khawatir berlebih akan kesalahan pengambilan keputusan yang kemudian diikuti oleh penyesalan dan depresi yang tidak sepatutnya terjadi. Oleh karena itu, adanya figur sahabat juga sangatlah penting untuk membantu kita lepas dari kebimbangan tersebut. Terlepas dari bagaimana keputusan tersebut diambil (baik dengan intuisi atau mengikuti ‘permintaan hati’, atau murni menggunakan perhitungan logika atas situasi), tentunya apapun bantuannya sangatlah berarti bagi kita.
Karena mereka mungkin memahami kita melebihi kita mengenal diri kita sendiri. Sehingga disaat-saat atau momen-momen penentu dimana kita mungkin terlalu sibuk dengan kebingungan dan kekhawatiran, merekalah yang menggunakan lensa pembesar paling ‘jernih’ dan dapat membantu ‘menuntun’ kita dengan caranya masing-masing menuju ke pilihan yang paling tepat. Karena komunikasi yang terjalin dengan baik, tentunya ‘mengobrolkan’ perihal pertimbangan-pertimbangan pengambilan keputusan atau yang disebut dengan proses decision making akan terasa jauh lebih ringan, mudah, dan pikiran kita akan jauh lebih jernih dari keresahan yang mungkin sempat mengelabui.
Perlu diketahui bahwa tidak hanya fakta dasar dimana manusia memang merupakan makhluk sosial, namun sebatas teman saja terkadang tidak cukup, dan tidak sedikit yang mungkin memilih untuk menghiraukan benefit dari sebuah hubungan persahabatan. Sungguh disayangkan apabila kita tidak menyadari benefit-benefit yang mungkin tidak bisa kita dapati tanpa kehadiran figur seorang atau sekelompok sahabat. Oleh karena itu, ketahuilah bahwa ia atau mereka sangat berharga, dan tentunya kamu jugalah berharga baginya atau mereka!
By: Zevica Rafisna
Ed: FN, WS, JLP
Referensi
https://www.liveabout.com/best-friend-benefits-1385638
https://www.livescience.com/53315-how-friendships-are-good-for-your-health.html
https://www.verywellmind.com/loneliness-causes-effects-and-treatments-2795749
0 Comments
Leave A Comment