Secara umum, tempat kerja nyaman meliputi fasilitas yang memperhatikan kebutuhan khusus bagi pekerja disabilitas, tersedianya ruangan bagi pekerja perempuan yang tengah menyusui untuk memompa ASI lengkap dengan freezernya, bersih, lokasi yang strategis, desain ruang kerja yang tidak monoton, ada regulasi yang menjamin keamanan,  misal tidak mentolerir pelecehan seksual, anti diskriminasi berbasis gender, dan sebagainya. Tapi, lingkungan kerja yang nyaman tidak hanya soal fasilitas dan regulasi, maka dibutuhkan peran serta setiap orang untuk berkontribusi dalam menciptakan suasana positif agar dapat mempengaruhi kenyamanan di lingkungan kerja.

Mewujudkan lingkungan kerja yang nyaman dapat dilakukan dengan membangun hubungan yang harmonis antar karyawan, dan empati menjadi salah satu sikap yang diperlukan untuk membangun hubungan harmonis serta lingkungan kerja yang positif. Dilansir dari thebalancecareers.com (2020), Businessolver melakukan studi empati terkait keadaan tempat kerja yang menunjukkan bahwa 82% CEO setuju bahwa empati dapat memberikan dampak positif pada kinerja bisnis, motivasi karyawan, dan meningkatkan produktivitas di lingkungan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap empati pada karyawan merupakan hal yang dapat mempengaruhi suasana lingkungan kerja.

Empati merupakan kemampuan seseorang untuk memahami perasaan dan emosi yang dirasakan oleh orang lain, serta berusaha untuk menempatkan diri pada posisi orang tersebut. Memiliki empati yang tinggi merupakan hal yang penting dan dibutuhkan dalam lingkungan kerja, karena dengan adanya empati seorang karyawan dapat mengartikan bagaimana perasaan dan emosi rekan kerjanya. Gallup Organization (2018) melaporkan, supervisor yang peduli dengan rekan kerjanya, akan mendapatkan banyak feedback dari timnya berupa ide-ide baru, dan cenderung berbagi lebih banyak informasi (TEDx Talks, 2018). 

Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dalam Hubungan

Lingkungan kerja yang berfokus untuk mengembangkan budaya kerja yang berempati pada karyawannya, ditemukan memiliki tingkat produktivitas yang baik serta meningkatkan kepuasan kerja para karyawannya. Apabila antar karyawan memiliki empati yang tinggi, mereka akan saling memotivasi, dan saling bahu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan kualitas empati karyawan yang baik, hasil pekerjaan pun akan memuaskan sehingga dapat memudahkan tercapainya tujuan perusahaan.

Demikianlah, empati merupakan hal yang penting dalam menumbuhkan hubungan harmonis dan relasi sehat antar karyawan di lingkungan kerja, maka tidak ada salahnya membangun empati yang dimulai dari diri sendiri. Lalu, bagaimana caranya mulai membangun empati? 

Memahami diri sendiri (understand yourself)

Sebelum kamu belajar berempati dengan orang lain, coba kamu tanya kepada dirimu sendiri tentang apa yang kamu rasakan pada situasi tertentu. Misalnya, ketika kamu dihadapkan pada situasi yang menantang pada pekerjaanmu, dimana saat itu kamu merasa tertekan dan kesulitan tapi tidak ada orang yang peduli dan membantu. Hal tersebut dapat menjadi dasar untuk memahami situasi orang lain.

Mendengarkan dengan aktif (active listening)

Mendengarkan dengan aktif berarti kamu mencoba meresapi dan mencoba memahami apa yang sedang rekan kerjamu sampaikan. Walau memahami tidak berarti kamu harus setuju dengannya, tapi cobalah buat ia nyaman dengan fokus mendengarkan, memberikan respon yang dibutuhkan, dan jangan menghakiminya.

Baca juga: Mengenal Rumination: Terjebak dalam Pikiran Negatif dan Berulang

Uji nalurimu untuk menjadi empati (test your instinct to become empathetic)

Alih-alih membuat asumsi mengenai apa yang rekan kerja kamu rasakan, coba untuk mengatakan apa yang kamu rasakan terkait dengan situasi tertentu. Misal, “Aku denger kamu dapet project baru? Aku, kalau jadi kamu sepertinya akan merasa terbebani, tapi di sisi lain akan bersemangat karena dipercaya oleh perusahaan. Bagaimana perasaanmu setelah menerima project itu?” Kamu dapat memberikan respon sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh rekan kerjamu.

Wah, ternyata manfaat empati tidak hanya bisa diterapkan pada soal bersimpati dengan kesulitan orang lain, ya? Empati juga dapat diterapkan di lingkungan kerja dalam menciptakan suasana kerja yang nyaman, yang akhirnya dapat berdampak positif bagi kesehatan mental pekerja.[] 

Baca juga: Kesetaraan Gender di Tempat Kerja: Perempuan Juga Bisa Jadi Pemimpin

 

By:  Athira Salsabila Fauzie

 

Ed: WS

 

Referensi

https://www.thebalancecareers.com/using-empathy-to-improve-your-workplace-4157504 

https://www.youtube.com/watch?v=x6q0BOKAyC4 

https://riliv.co/rilivstory/empati-kerja/