Sejak pandemi Covid-19, aktivitas kita menjadi terbatas, bahkan sebagian orang atau suatu lembaga tidak berhasil menyelesaikan target pekerjaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, pandemi yang berkepanjangan juga menjadi salah satu sumber terjadinya stress, diantara karena ada yang terlalu mencemaskan masa depan di tengah ketidakjelasan kapan pandemi berakhir. Maka dari itu, pada situasi seperti ini sangat penting bagi kita untuk memperhatikan kesehatan mental dengan mencari informasi tentang bagaimana menjaga kesehatan mental.
Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental di tengah pandemi ini adalah melakukan praktik mindfulness, yakni suatu kondisi di mana pikiran, perasaan dan tubuh kita berada pada saat ini, tidak mengembara ke masa lalu atau masa depan.
Dilansir dari psychologytoday, terdapat 2 fokus utama dalam praktik mindfulness, yaitu kesadaran (awareness) dan penerimaan (acceptance).
- Kesadaran (awareness)
Kesadaran merupakan pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk memusatkan perhatian terhadap apa yang sedang terjadi saat ini.
- Penerimaan (acceptance)
Penerimaan merupakan kemampuan untuk mengamati dan menerima suatu hal yang terjadi dalam hidup.
Secara lengkap mindfulness merupakan suatu keadaan pikiran dan perasaan yang hidup sepenuhnya di masa sekarang (Ilaahi, 2016).
Baca juga: Mengenal Rumination: Terjebak dalam Pikiran Negatif dan Berulang
Manfaat Mindfulness
Davis & Hayes (2012) menyebutkan beberapa keuntungan mindfulness, diantaranya:
- Reduce rumination
Rumination adalah kondisi dimana individu memikirkan suatu hal secara berulang-ulang atau terlalu mengkhawatirkan peristiwa masa lalu yang sudah terjadi (Nolen-Hoeksema et al dalam Gauw & Kartasasmita, 2016). Dengan kata lain, individu akan memiliki fokus pada kejadian atau perasaan negatif yang pernah dialami (Kumar dalam Gauw & Kartasasmita, 2016). Kebiasaan ini akan membuat individu lebih sering merenung dalam kesehariannya. Praktik mindfulness diyakini dapat mengurangi kemungkinan terjadi perenungan yang berlebihan.
- Stress reduction
Praktik mindfulness dapat mengurangi tingkat stress yang sedang dialami. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa praktik ini besar kemungkinan berguna dalam mengubah proses afektif dan kognitif.
- Boosts to working memory
Praktik mindfulness dapat meningkatkan kapasitas berpikir yang positif.
- Focus
Praktik mindfulness dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam memusatkan perhatian dan menekan informasi yang dianggap mengganggu.
- Less emotional reactivity
Praktik mindfulness dapat mengurangi reaktivitas emosional yang berlebihan.
- More cognitive flexibility
Praktik mindfulness dapat membawa manfaat terhadap fleksibilitas proses berpikir atau kognitif.
- Relationship satisfaction
Praktik mindfulness dapat membuat seseorang mampu untuk menanggapi berbagai masalah yang ada pada sebuah hubungan dengan baik dan mampu untuk mengkomunikasikan emosi secara baik terhadap pasangan.
Baca juga: Peduli Kesehatan Mental di Tengah Situasi yang Serba Tidak Pasti
Cara Mempraktikan Mindfulness dalam kehidupan sehari-hari
Setelah melihat beberapa manfaat dari praktik mindfulness, besar harapan bahwa praktik ini dapat menjadi salah satu cara untuk mengelola kesehatan mental kita di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. Ilaahi (2016) menjelaskan 2 cara praktik mindfulness untuk meningkatkan kesehatan mental, yaitu:
- Dalam kehidupan sehari-hari, penting bagi membiasakan diri untuk memiliki mindset hidup sepenuhnya di masa sekarang. Hal ini didasari bahwa kecemasan dan kekhawatiran dalam hidup merupakan hal yang wajar. Perlu digaris bawahi, bahwa, kita tidak perlu terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang akan datang, serta kita tidak perlu terlalu mencemaskan hal-hal yang sudah terjadi.
- Selalu memiliki pikiran yang positif. Goleman (dalam Ilaahi, 2016) mengungkapkan bahwa “Orang yang berpandangan cerah, tentu saja lebih mampu bertahan menghadapi kesulitan, termasuk kesulitan medis”.
Walaupun saat ini kondisi Dunia sedang tidak baik-baik saja karena pandemi, namun kita bisa memiliki pikiran yang positif dan menerima situasi agar kita dapat membawa dampak positif terhadap lingkungan sekitar. []
Baca juga: Imposter Syndrome: Kondisi Psikologis Tidak Percaya Diri
By: Larasati Widya Putri
Ed: WS
Referensi
https://www.psychologytoday.com/intl/basics/mindfulness
https://www.apa.org/monitor/2012/07-08/ce-corner https://journal.untar.ac.id/index.php/provitae/article/download/224/180#:~:text=Rumination%20adalah%20pola%20pikir%20yang,rencana%20untuk%20menghilangkan%20pemikiran%20tersebut.
https://pijarpsikologi.org/mempraktekkan-mindfulness-untuk-meningkatkan-kesehatan-fisik-dan-mental/
http://www.mindfulnesia.id/2017/03/apa-itu-mindfulness.html
0 Comments
Leave A Comment