Kita tau hewan yang memiliki tangan paling banyak adalah gurita. Berdasarkan website dw.com, gurita dikenal sebagai hewan pintar berlengan banyak, bahkan ada delapan atau sepuluh atau lebih banyak lagi lengan yang terhubungan dengan otak hewan ini. Dengan demikian hewan ini, menjadi  laut yang cukup dikagumi.

Jika membahas tentang gurita dan perempuan, dimana perempuan memiliki peran ganda dan mampu menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Peran ganda ini dikaitkan dengan kemampuan multitasking. Multitasking adalah cara yang digunakan untuk menyelesaikan tugas dalam satu waktu. Perempuan dianggap mampu melakukan banyak peran dalam satu waktu sekaligus. Misalnya berperan sebagai ibu rumah tangga, pekerja, freelance, atasan, berperan sebagai istri, sebagai anak, sebagai saudara kandung, hingga di lingkup pertemanan. 

Ahdiah (2013) menemukan ada 5 peran yang dilakukan perempuan, yaitu peran tradisi, peran transisi, dwiperan, peran egalitarian, dan peran kontemporer. Pada dwiperan memiliki dua kehidupan yang menempatkan peran domestik dan publik sama penting. Di sisi peran egalitarian berarti perhatian perempuan untuk fokus kegiatan di luar karena adanya kesetaraan gender. 

Lebih detail, Betago dkk (2019) menjabarkan tentang peran tradisional cenderung fokus pada rumah tangga, seperti membersihkan rumah, mencuci, membimbing serta mengasuh anak, dan segala hal yang berkaitan dengan rumah tangga. Pada peran transisi berperan sebagai ibu dan pencari nafkah. Pada peran kontemporer, yaitu perempuan bebas bekerja maupun berkarir. Peran perempuan pun berdampak pada ekonomi keluarga. Rembet, Rumate, dan Layuck (2020) peran perempuan cukup memberikan pengaruh yang positif pada pendapatan perekonomian rumah tangga. 

Fitrio, Roky Apriansyah, dan Astarman (2018) menyatakan bahwa sekarang, perempuan sudah mulai masuk ke dunia entrepreneur, sehingga memiliki peran ganda, yakni menjadi ibu rumah tangga dan membuka bisnis. Banyaknya peran ini menjadi beban tersendiri bagi para perempuan. Tuntutan masyarakat membuat perempuan lebih stress, sehingga memberikan dampak kepada kesejahteraan psikologis perempuan.

Tuntutan masyarakat membuat perempuan memutuskan untuk terus belajar dan beradaptasi. Kembali membahas gurita, dimana salah satu kemampuannya adalah mengubah warna dan mengubah besar tubuhnya. Keunikannya ini pun mirip dengan kemampuan perempuan yang perlu memiliki kemampuan adaptasi yang baik, sehingga memudahkan mereka untuk menempatkan diri di lingkungan, baik di kantor, di rumah, di lingkungan pertemanan, komunitas, dan lingkungan lainnya. Begitu pula dikaitkan dengan jabatan atau kedudukan para perempuan di lingkungan tersebut. 

Kemampuan adaptasi dan kelincahan (agility) dibutuhkan agar dapat memotivasi seseorang untuk lebih kreatif dan inovatif. Tidak dipungkiri bahwa banyak perempuan memiliki jabatan serta posisi yang cukup tinggi di institusi atau bahkan di komunitas. Seiring dengan banyaknya tanggungjawab perempuan, maka semakin mudah terpengaruh kesejahteran psikologis perempuan tersebut.

Membahas kesejahteraan psikologis perempuan, dimana menurut Ryff dalam Yuliani (2018) kesejahteraan psikologis menjadi pencapaian tertinggi dalam kehidupan dengan kondisi seorang individu mampu menentukan keputusan hidupnya secara mandiri, menguasai lingkungan secara efektif, mampu menjalin hubungan dengan orang lain, memiliki arah dan tujuan hidup, mampu menerima diri secara positif, dan mengembangkan potensinya secara berkelanjutan.

Jika perempuan belum mencapai kesejahteraan psikologis akan memberikan dampak pada kehidupan diri mereka, seperti perasaan tidak bahagia, mudah stress, kegelisahan, hilang arah, mudah sakit secara fisik, merasa terisolasi, dan seterusnya. Oleh karena itu, penting bagi para perempuan mencari kesejahteraan psikologis, agar memiliki hidup yang lebih baik.

Merefleksikan perjuangan salah satu pahlawan wanita yang diperingati setiap 21 April, yaitu Raden Ayu Kartini. Kartini memperjuangkan kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, khususnya dibidang pendidikan hingga semua bidang. Memperingati hari Kartini yang identik dengan perempuan kuat serta inovatif. Perjuangan Kartini demi mencapai kesamaan gender ini sudah lebih dari 100 tahun dan masih berprogess bagi kaum feminsime untuk mendapatkan hak mereka.

Beberapa penjabaran bentuk ketidakadilan gender, seperti stereotip, beban tugas berlebihan, sikap merendahkan salah satu gender, adanya peminggiran dalam akses dan partisipasi publik, hingga adanya kekerasan. Dengan kata lain, masyarakat dewasa sekarang diajak untuk lebih perhatian dan peduli untuk menegakkan kesetaraan gender, khususnya perempuan.

Tujuan kesetraan gender ini sudah pasti menjunjung keadilan dan kesejahteraan setiap orang terlebih perempuan. Hal ini pun mengasa para perempuan menjadi lebih kuat dan menunjukan kehebatan mereka melalui opini atau pendapat mereka. Ya, bahwa mereka setangguh itu. Mengutip sebuah kata mutiara, “A strong woman knows she has strength enough for the journey, but a woman of strength knows it is in the journey where she will become strong.”[]

By: Octavia Putri, M. Psi., Psikolog

Sumber:

https://www.dw.com/id/hewan-pintar-berlengan-banyak/g-35963588

Ahdiah, 2013, “Peran-Peran Perempuan dalam Masyarakat,” J. Acad., vol. 05, no. 02, pp. 1085–1092.

Fitrio, T., Apriansyah, R. & Astarman. 2018. “Model pengembangan entterpreneurship dalam pemberdayaan ekonomi rumah tangga pada masyarakat Melayu Rengat.” Jurnal Manajemen dan Bisnis 15(1): 15–18.

M. Betago, I. P. Hadi, & M. Wahjudianata, 2019, “Penerimaan Khalayak terhadap Peran Ibu dalam Iklan Asuransi Sinarmas MSIG Life ‘Ibu Bekerja atau Ibu Rumah Tangga, semua Ibu pasti hebat,’” E-Komunikasi, vol. 7, no. 1, pp. 1–13.

Rembet, M. G.T, Rumate, V. A., & Layuck, I. A. C. 2020. “Analisis Peran Perempuan Dalam Perekonomian Rumah Tangga Di Desa Popontolen, Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan.” Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 20(03): 12–21.

Yuliani, I. 2018. Konsep psychological well-being serta implikasinya dalam bimbingan dan konseling, Journal of Innovative Counseling: Theory, Practice, & Research, 2 (2), pp. 51-56.