Membaca cerita bersama anak bukan hanya sekedar membuang waktu bersama atau pun sekedar hiburan. Tetapi, memiliki banyak manfaat untuk perkembangan anak dan juga bermanfaat bagi orangtua loh. Kita tau salah satu manfaat membaca adalah untuk menambah kosa kata. Nah, kosa kata pun menjadi salah satu kemampuan yang perlu dimiliki, yaitu kemampuan Bahasa. (Wardhana, 2013) perkembangan bahasa anak berawal dari bahasa yang sederhana menuju bahasa yang kompleks. Bayi mulai tanpa bahasa, baru setelah umur 4 bulan mulai bisa membaca bibir sang ibu dan mencoba membedakan suara bahasa. Seorang bayi menggunakan alat tubuhnya, tangisannya dan suara preverbal lainnya untuk menyampaikan yang dia inginkan, perlukan, dan butuhkan.
Lebih lanjut, (Azhari et al., 2020) mengungkapkan bahwa perkembangan bahasa menjadi salah satu aspek terpenting dalam pendidikan anak usia dini karena bahasa akan memudahkan setiap individu dalam berkomunikasi. Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan Bahasa ini pun menjadi dasar untuk berkomunikasi.
Kemampuan Bahasa pun membantu mengasa otak juga. (Harianja, 2008) area otak yang membantu memproses Bahasa serta kemampuan dan pemahaman berbicara berada di area broca dan Wernicke. Broca berperan memproses Bahasa lisan dan tulisan, serta bicara, sementara Wernicke berperan memahami isi pembicaraan. Kedua hal ini terletak di lobus temporal yang ada di sebelah kiri kanan otak kita, tepatnya dekat telinga. Lobus frontalis ini berfungsi untuk mengelola daya ingat visual dan verbal. Intinya menjadi pusat pendengaran kita dan menginterpretasikan Bahasa. Lanjut, (Chronaki & Planas, 2018) selain kemampuan Bahasa dengan otak tersebut, maka dikaitkan pula dengan koordinasi mata dan motorik yang juga terlatih.
Setelah otak terlatih, maka membaca pun bermanfaat untuk mencegah penyakit penuruan fungsi otak, seperti mudah lupa alias pikun. Dengan membaca pun meningkatkan kualitas memori. Hal ini sesuai dengan artikel di (PKBM MONAPA, 2018) yang menabarkan ada 10 manfaat membaca. Ada penelitian pada lansia yang ditemukan dengan membaca serta menyelesaikan permasalahan matematika justru akan membantu memelihara fungsi kognitif di otak.
Selain untuk orangtua, membaca pun bermanfaat bagi anak dan orangtua (Robinson et al., 2020). Misalnya, terbentuknya ikatan emosional bersama. Kita tau, ikatan orangtua dan anak adalah dasar penting untuk perkembangan anak dimulai dari kepercayaan dan rasa aman anak, hingga pembentukan kepribadian. Saat orangtua meluangkan waktu bagi anak, mereka akan merasa bahwa mereka penting.
Kemudian, jelas manfaat dari membaca bersama seperti yang dijabarkan dalam artikel (Parenting, n.d.) adalah menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Misalnya, mengenal kata baru, melafalkan, hingga memahami artinya. Dari sini pun, anak dapat belajar dari orangtua bagaimana orangtua berkomunikasi, bagaimana orangtua menyelesaikan masalah, bagaimana berempati, hingga belajar bagaimana pembawaan diri, seperti mengelola emosi dan mengekspresikannya.
Kemampuan komunikasi pun dikaitkan dengan kemampuan mendengarkan anak, misalnya bagaimana ia memahami serta memperhatikan. Oh ya, kemampuan ini pun penting sebelum ia mampu membaca sendiri. Hal ini menjadi dasar bagi anak sebelum masuk sekolah karena salah satu aspek kesiapan sekolah adalah mampu memahami perintah dan mengikuti aturan.
Jika ia mampu mendengarkan dan memahami bahasanya, maka berhubungan pula dengan konsentrasinya. Ketika mendengarkan, ia harus menempatkan diri dengan duduk tenang dan fokus. Semakin lama rentang atensi dan fokusnya, maka semakin lama pula konsentrasi yang dapat dilakukan anak.
Lanjut, kita tau bahwa aspek perkembangan manusia bukan hanya dari kognitif dan fisik saja. Membaca pun dapat membantu anak mengembangkan kemampuan sosial dan emosi juga. Dari membaca, anak akan belajar bagaimana menghadapi situasi dan lingkungan yang akan dihadapinya. Ia juga belajar mengenali emosi dirinya sendiri melalui cerita yang dibacanya. Nah, kalau sudah mampu mengenal emosi dan mengelola emosi diri sendiri, maka akan muncul rasa empati.
Terakhir, membaca pun dapat mengasa kreativitas dan imajinasi agar ia lebih bersemangat dan termotivasi. Hal ini pun secara tidak langsung membuat anak membayangkan kondisi tokoh cerita dan mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Kreatif dan imajinasi akan menjadi bekal untuk anak di masa depan.
Dari penjabaran di atas, maka pemilihan buku cerita pun penting. Misalnya, memilih buku cerita yang menarik dan bermakna. Untuk melakukan ini, disarankan agar orang tua memilih buku yang sesuai dengan usia yang mencerminkan minat anak-anak atau bahkan melibatkan anak-anak dalam pemilihan bukunya. Untuk anak-anak yang lebih kecil, orang tua dapat memilih buku yang belum bisa mereka baca sendiri. Orang tua juga harus memperhatikan nilai-nilai yang diajarkan dalam cerita.
By: Octavia Putri, M. Psi., Psikolog
Sumber:
Azhari, F., Kurnia, A., & Muftie, Z. (2020). Hubungan Antara Kemampuan Berbicara Anak dengan Komunikasi Teman Sebaya. (JAPRA) Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA), 3(1), 26–35. https://doi.org/10.15575/japra.v3i1.8103
Chronaki, A., & Planas, N. (2018). Language diversity in mathematics education research : a move from language as representation to politics of representation. ZDM, 50(6), 1101–1111. https://doi.org/10.1007/s11858-018-0942-4
Harianja, N. (2008). Hubungan Bahasa Dengan Otak.
Parenting. (n.d.). 10 Manfaat Membacakan Buku untuk Anak Sejak Dini. https://www.parenting.co.id/balita/10-manfaat-membacakan-buku-untuk-anak-sejak-dini
PKBM MONAPA. (2018). Apa sih Manfaat Membaca ? Kemendikbud. http://sibopaksara.kemdikbud.go.id/artikel-detail/apa-sih-manfaat-membaca
Robinson, L., Saisan, J., Smith, M., & Segal, J. (2020). Building a Secure Attachment Bond with Your Baby. https://www.helpguide.org/articles/parenting-family/building-a-secure-attachment-bond-with-your-baby.htm
Wardhana, I. G. N. P. (2013). Perkembangan Bahasa Anak 0-3 tahun Dalam Keluarga. Jurnal Linguistik, 20(39), 95–101.
0 Comments
Leave A Comment