Tentu kita memahami bahwa sebenarnya diri kita sendiri adalah satu-satunya diri yang selalu ada untuk kita. Karena nyatanya, dalam seluruh hidup kita menghabiskan waktu paling banyak adalah dengan diri sendiri. Terkadang sebagai makhluk sosial biasanya kita habiskan bersama teman, keluarga atau kerabat untuk menghilangkan rasa kesepian, namun tetap dengan diri sendirilah kita paling menghabiskan waktu terbanyak.

Dalam aktivitas kita sehari-hari terutama apabila kita hanya sendirian saja kita cenderung mudah terbawa suasana, kesepian, cemas atau overthinking namun apakah kamu tahu bahwa ada namanya self regulation atau regulasi diri sendiri?

Self Regulation: Definition

Self Regulation adalah kemampuan untuk mengendalikan perilaku, emosi, dan pikiran seseorang dalam mengejar tujuan jangka panjang. Lebih khusus lagi, pengaturan diri emosional mengacu pada kemampuan untuk mengelola emosi dan impuls yang mengganggu — dengan kata lain, untuk berpikir sebelum bertindak. Self Regulation juga melibatkan kemampuan untuk bangkit dari kekecewaan dan bertindak dengan cara yang konsisten dengan prinsip yang dipercayai. Ini adalah salah satu dari lima komponen kunci emotional intelligence.

Kemampuan untuk mengatur diri sendiri sebagai orang dewasa berakar pada masa bagaimana masa kanak-kanak membentuk kita. Mempelajari cara mengatur diri sendiri adalah keterampilan penting yang dipelajari anak-anak baik untuk kedewasaan emosional dan untuk hubungan sosial.

Seperti layaknya kanak-kanak yang saat kecil mengamuk mengekspresikan emosi tumbuh menjadi anak yang belajar bagaimana mentoleransi perasaan tidak nyaman tanpa amarah dan kemudian menjadi orang dewasa yang mampu mengendalikan impuls untuk bertindak berdasarkan perasaan tidak nyaman.

Seperti contohnya, Self Regulation melibatkan jeda antara perasaan dan tindakan meluangkan waktu untuk memikirkan semuanya, membuat rencana, menunggu dengan sabar. Sangat mudah untuk melihat bagaimana kurangnya pengaturan diri akan menyebabkan masalah dalam hidup. Seorang anak yang berteriak atau memukul anak lain karena marah tidak akan populer di kalangan teman sebayanya, kan? Juga orang dewasa dengan kurangnya keterampilan pengaturan diri mungkin kurang percaya diri dan memiliki low self-esteem menjadikannya mengalami kesulitan menangani stres dan frustasi. Seringkali, ini dapat menyebabkan kemarahan atau kecemasan.

Berikut cara-cara efektif mempraktekkan Self-Regulation

  1. Mindfulness

Menurut Jon Kabat-Zinn, PhD, pendiri Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR), mindfulness adalah “kesadaran yang muncul dari memperhatikan, dengan sengaja, di waktu present dan tidak menghakimi.”

Dengan terlibat dalam keterampilan seperti pernapasan terfokus dan rasa syukur, perhatian memungkinkan kita untuk menempatkan beberapa ruang antara diri kita dan reaksi kita, yang mengarah ke fokus yang lebih baik dan perasaan ketenangan dan relaksasi.

  1. Cognitive Reappraisal

Pembingkaian kembali kognitif, adalah strategi lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pengaturan diri. Strategi ini melibatkan perubahan pola pikir. Secara khusus, penilaian ulang kognitif melibatkan penafsiran ulang suatu situasi untuk mengubah respons emosional terhadapnya.

Misalnya, bayangkan seorang teman tidak membalas telepon atau SMS selama beberapa hari. Daripada berpikir bahwa ini mencerminkan sesuatu seperti “temanku membenciku”, cobalah untuk berpikir, “teman saya pasti sangat sibuk.” Penelitian telah menunjukkan bahwa menggunakan penilaian ulang kognitif dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan mengalami lebih banyak emosi positif dan lebih sedikit emosi negatif.

  1. Sadari bahwa sebelum bertindak kita memiliki 3 pilihan

Ketahuilah bahwa dalam setiap situasi ada tiga pilihan: pendekatan, penghindaran, dan serangan. Karena nyatanya apa yang dirasakan oleh kita dan bagaimana kita menanggapinya adalah termasuk kuasa atau kontrol kita. 

  1.  Sadarilah emosi 

Apakah ada rasa ingin melarikan diri dari situasi yang sulit? Apakah ada rasa ingin marah pada seseorang yang telah menyakiti kita? Hal tersebut juga dapat menjadi indikasi kurangnya in-tune diri kita dengan emosi yang kita rasakan.

  1.  Pantau reaksi tubuh kita 

untuk mendapatkan petunjuk tentang bagaimana perasaan yang dirasakan jika tidak segera terlihat jelas. Misalnya, detak jantung yang meningkat dengan cepat mungkin merupakan tanda bahwa kita memasuki keadaan marah atau bahkan mengalami serangan panik.

Setelah mempelajari tindakan penyeimbangan yang rumit ini, kita akan mulai lebih sering mengatur diri sendiri. Mengembangkan keterampilan pengaturan diri akan meningkatkan ketahanan dan kemampuan kita untuk menghadapi keadaan sulit dalam hidup.

Namun, jika kita merasa tidak dapat mengajari diri sendiri untuk self regulation, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental atau diskusikan dengan orang-orang yang dipercaya agar dapat mendapatkan feedback dan melakukan self-introspection.

By: Serene Rahayu

References:

Cuncic, Arlin. 2022. “How to Develop and Practice Self-Regulation”. https://www.verywellmind.com/how-you-can-practice-self-regulation-4163536 

(diakses 11 September 2022)

Juzva, Melissa. 2020. “Brain Chemistry: The Importance of Self-Care”. https://www.solutionpsychology.com.au/brain-chemistry-the-importance-of-self-care/  (diakses 11 September 2022)