Banyak orang dibutakan oleh sifat-sifat negatif dari orang yang dicintai, dan cenderung membuat gambaran ideal tentangnya. Banyak orang yang jatuh cinta dengan impian ideal dari pasangan mereka, atau hanya sekedar ide dari jatuh cinta itu sendiri dibandingkan dengan kenyataan yang ada dari pasangannya. Salah satu alasan untuk mengidealkan pasangan kita adalah karena kita cenderung menilai keinginan kita secara positif. Mengidealkan pasangan biasanya terjadi ketika orang berada didalam stage awal dari percintaan saat mereka belum mendapatkan banyak informasi terkait pasangan mereka.

Apakah kamu termasuk orang yang dibutakan oleh cinta? Berikut ciri-cirinya:

  1. Atas perilaku buruknya, kamu bela dengan mengatakan “Ada yang lebih buruk di luar sana”. Ketika kamu mengatakan “pacarku mungkin pemalas atau pengkritik atau brengsek, tapi paling tidak dia tidak alkoholik seperti  pacarnya!” Kamu berusaha untuk melihat pacarmu dari sisi yang lebih baik, ketika seharusnya kamu melihat dia sebagaimana dirinya yang sulit berubah.
  2. Kamu menghindari si dia dari teman-temamu. Kamu mungkin masih sering bertemu atau menghabiskan waktu dengan teman-temanmu, tetapi kamu menghindar untuk membicarakan atau mempertemukan teman-temanmu dengan pacarmu karena kamu malu dengan komentar teman-temanmu tentang perilaku negatif si dia.
  3. Kamu selalu mencoba memaafkan perilaku buruknya. Ketika teman atau orang lain memiliki pendapat negatif tentang pacarmu, kamu akan terus memberikan alasan terkait sifat atau perilaku negatifnya.
  4. Tapi kamu mencintainya. Ketika teman atau orang terdekatmu mengatakan “dia bukan orang yang baik”, karena perilakunya yang kerap menyakitimu, kamu selalu memberikan pernyataan “tapi aku mencintainya!”.
  5. Ingat, pacarmu manusia, dia bukan objek mati yang bisa kamu desain sebagaimana harapanmu. Kamu tidak peduli dengan sifat-sifat negatif pacarmu, dan kamu selalu berasumsi dapat merubah perilaku buruknya. Jika ia bukan orang yang terbaik untukmu sekarang, dia tidak akan pernah menjadi orang yang terbaik untukmu.
  6. Jangan jalin hubungan hanya karena takut dibilang Jones (jomblo ngenes). Kamu mungkin berpikir lebih baik berada di dalam hubungan yang tidak bahagia dibandingkan sendirian (single). Jika kamu berpikir seperti itu sama saja kamu membiarkan dirimu dibuat sakit hati, kecewa, dan tidak mendapatkan rasa cinta sebesar yang kamu berikan. Jadi, sebaiknya jangan jalin sebuah hubungan kalau hanya untuk bisa bilang ke orang-orang “aku memiliki pasangan” alias tidak jomblo.
  7. Hubungan yang toxic membuat si dia rentan marah-marah. Kamu mungkin berpikir tengah berusaha mengubah perilaku negatif pasanganmu dengan cinta yang kamu berikan. Padahal kamu menyadari bahwa pasanganmu memiliki temperamen yang keras, perubahan mood yang ekstrem, membuatmu menghindarinya ketika harinya sedang buruk. Ketika ia tengah depresi, kamu selalu datang untuk membangkitkan kembali mood baiknya. Hey, berhenti membuang waktumu, kamu bukan psikolog pribadinya. Ia membutuhkan bantuan profesional dan kamu harus keluar dari hubungan tersebut demi dirimu sendiri.
  8. Mesra dan baik-baik saja di media sosial tetapi buruk di dunia nyata. Di media sosial kamu bisa saja memuji-muji si dia, atau kalian terlihat sangat mesra dan terlihat baik-baik saja, tetapi pada kehidupan nyata hubunganmu dengannya penuh tekanan.
  9. Tidak usah takut untuk mengakui kalau hubunganmu tidak bahagia dan segera menyadarinya. Mulailah merenung, apakah sejak memulai hubungan dengan si dia kamu lebih sering merasa cemas, depresi, dan merasa ada yang sesuatu yang tidak benar? Renungkan dan perhatikan bagaimana si dia memperlakukanmu dan perasaanmu. Ingatlah, kamu layak mendapatkan kebahagiaan, dan bila hubunganmu selama ini tidak mendatangkan kebahagian, justru sebaliknya, itu berarti dia bukanlah orang yang dapat membuatmu bahagia!

Apakah ada solusi ketika orang dibutakan oleh cinta? Sejauh ini belum ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan tersebut. Tetapi ketika kita jatuh cinta pada orang yang baik, maka semestinya orang tersebut tidak akan pernah menyakiti kita, dan mereka akan mencintai kita dengan cara yang benar. Jadi, yuk bantu diri sendiri dengan hindari buta karena cinta.[]

by: Fairuz Nadia & Wawan Suwandi

Referensi:

psychologytoday.com/us/blog/in-the-name-love/201003/is-love-blind

bolde.com/12-signs-blinded-love-ignoring-massive-red-flags

exploringyourmind.com/dangers-blind-love