Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan COVID-19 sebagai Emergency Health Public of Concern International (PHEIC), dan telah menyebar lebih dari 193 negara di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (2020), pada 10 Juni 2020 terdapat 7.145.539 kasus terkonfirmasi, dan korban meninggal mencapai 408.025 orang. Di Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang mengalami pandemik COVID-19, dan per 10 Juni 2020 tercatat jumlah positif sebanyak 34.316, dan meninggal dunia sebanyak 1.959, sembuh 12.129.

Tidak dipungkiri, pandemi COVID-19 memicu ketakutan masyarakat di seluruh dunia, dan menyebabkan masalah kesehatan mental dalam beberapa kasus. Hahad et al dalam Kamal & Othman, 2020, menyatakan, pandemi COVID-19 telah meningkatkan kecemasan dan emosi negatif secara luas di masyarakat.

Beban Kerja Perempuan di Masa Pandemi COVID-19 Memicu Kecemasan

Kecemasan merupakan perasaan umum yang berupa ketakutan dan kegelisahan. Kecemasan merupakan perasaan alamiah tubuh yang mengisyaratkan akan bahaya yang akan datang dan kebutuhan untuk melakukan tindakan (Hooley, Butcher, & Nock, 2017). Akan tetapi, jika kecemasan tersebut berlebihan maka akan timbul gejala seperti gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder), depresi, stres, kemarahan, dan sulit tidur (Kamal & Othman, 2020).

Aman (dalam Bahtiar 2020) mengatakan pandemi COVID-19 membuat kecemasan di masyarakat meningkat. Dari survei itu, sekitar 35,6 persen masyarakat merasa sangat cemas dan 54,4 persen cemas. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pragholapathy (2020) hasilnya menunjukkan bahwa perempuan lebih rentan mengalami kecemasan dibandingkan laki-laki. Hal tersebut tidak lepas dari peran perempuan yang menjalani peran ganda sebagai ibu rumah tangga, dan seorang pekerja yang ikut mencari nafkah untuk keluarganya.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (dalam Marliani et al, 2020) menyatakan hampir 51% dari jumlah penduduk Indonesia yang bekerja adalah seorang perempuan, dan 46% perempuan berperan dalam mengurus rumah tangga sekaligus bekerja. Akibat pandemi COVID-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), konsekuensinya banyak orang yang bekerja dari rumah (Work from home), dan anak-anak pun belajar dari rumah (Studi from home). Dengan demikian berbagai aktivitas terjadi dalam satu setting tempat, yaitu rumah.

Bagi keluarga yang tidak menerapkan berbagi peran, dimana urusan rumah tangga hanya menjadi urusan istri dan anak perempuan saja, maka konsekuensinya ada aktivitas tambahan bagi perempuan, yakni menyelesaikan tugas kantor bagi perempuan yang bekerja, menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga (domestik), mengasuh anak-anaknya, dan sekaligus menjadi guru bagi anak-anaknya yang juga belajar dari rumah (Marliani, et al). Hal ini tentunya dapat menyebabkan seorang ibu mengalami peningkatan kecemasan yang lebih tinggi. Untuk itu terdapat beberapa cara untuk menurunkan kecemasan ibu agar kesehatan mental perempuan dan keluarga juga menjadi lebih sehat. Berikut cara mengatasi kecemasan selama pandemik COVID-19 :

  1. Berkomunikasi dengan pasangan untuk berbagi peran di rumah.
  2. Tidak ragu untuk meminta bantuan dari pasangan atau keluarga untuk mngerjakan pekerjaan domestik.
  3. Bersama dengan pasangan berbagi peran pengasuhan si kecil, terutama ketika mereka harus sekolah secara daring.
  4. Jangan lupa untuk tetap melakukan self care.
  5. Pertahankan gaya hidup sehat – termasuk diet yang tepat, tidur, olahraga.
  6. Cobalah untuk berlatih mengontrol emosi negatif.
  7. Batasi mendengarkan ataupun mengakses informasi tentang pandemik.
  8. Mengatur waktu dengan skala prioritas untuk menghindari keteteran.

 

by: Erisca Melia Safitri

 

Referensi

Kamal, N. M. & Othman, N. (2020). Depression, Anxiety, and Stress In The Time of COVID-19 Pandemic In Kurdistan Region, Iraq. Kurdistan Journal of Applied Research (KJAR) hal 37 – 44 Print-ISSN: 2411-7684

Marliani, R., Nasrudin, E., Rahmawati, R., & Ramdani, Z. (2020). Regulasi Emosi, Stres, dan Kesejahteraan Psikologis: Studi Pada Ibu work from home dalam menghadapi pandemi COVID-19. Diakses melalui : http://digilib.uinsgd.ac.id/30722/

Pragholapathy, A. (2020). Covid-19 impact on students. Diakses melalui : https://edarxiv.org/895ed/

Shilling, R. (2020). Coping with covid-19 coronavirus. Diakses melalui: http://www.askdrray.com/coping-with-covid-19-coronavirus/

Organisasi, WH Novel Coronavirus (2019-nCoV) Saran untuk Publik: Corona Disissae (Covid-19) outbreak. 2020. Tersedia online: https://www.who.int/docs/default- source/coronaviruse/coping-with-stress.pdf?sfvrsn=9845bc3a_8