Kecemasan merupakan hal yang normal di dalam kehidupan karena sangat dibutuhkan sebagai pertanda akan bahaya yang mengancam. Akan tetapi, ketika kecemasan terjadi tidak rasional (berlebihan), intensitasnya semakin meningkat, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, maka itu disebut sebagai gangguan kecemasan. Menurut Jill M. Hooley, James N. Butcher, Matthew K. Nock dan Susan Mineka, gangguan kecemasan adalah ketakutan dan kecemasan berlebihan yang menyebabkan stres berat dan kerusakan fungsi. Sedangkan menurut Thomas (dalam Puspita dan Diana, 2017), gangguan kecemasan memiliki dampak bagi kehidupan individu seperti kualitas hidup, kesehatan, penyalahgunaan zat, hubungan personal, akademik, produktivitas, dan lainnya yang mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Mengenal Fobia Spesifik

Berikut jenis-jenis gangguan kecemasan menurut buku Diagnostic and and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM V) (dalam Hooley, Butcher, Nock, dan Mineka, 2018) yaitu :

Ketakutan yang terjadi terus-menerus dan berulang-ulang terhadap suatu objek seperti tempat, situasi, spesies (hewan), dan aspek lingkungan (ketinggian). Misalnya : takut berada di tempat tinggi, takut dengan laba-laba, dan lainnya.

  • Gangguan kecemasan sosial (fobia sosial)

Ketakutan ketika berada pada situasi yang dikelilingi banyak orang dan takut untuk bertindak yang akan mempermalukan dirinya. Misalnya : takut untuk melakukan pidato

  • Gangguan panik (panic disorder)

Serangan panik yang terjadi secara tiba-tiba secara tidak terduga dan terus menerus  disertai dengan kecemasan yang sangat kuat.

  • Agoraphobia

Individu yang takut berada di tempat atau situasi yang membuatnya kemungkinan mengalami serangan panik, sulit untuk melarikan diri, dan tidak ada bantuan yang akan menolong dirinya. Misalnya takut untuk berkendara, lift, dan berjalan sendirian

  • Gangguan kecemasan umum

Kekhawatiran yang berlebihan tentang suatu kegiatan tanpa adanya ancaman. Seorang yang mengalami gangguan kecemasan umum minimal mengalami 3 symptoms ini : gelisah, kelelahan, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, ketegangan otot, dan gangguan tidur. Misalnya :  Kekhawatiran berlebihan terhadap kesehatan dan selalu mengecek kesehatannya ke dokter.

Baca juga: Mengelola Stres

  • Gangguan kecemasan pemisahan

Gangguan yang biasanya terjadi pada masa kanak-kanak yang ditandai dengan ketakutan yang tidak realistis (berlebihan), terlalu sensitif, mimpi buruk, dan kecemasan kronis.

Gangguan kecemasan pernah dialami oleh mantan personil girlband korea pada tahun 2019 S tewas ditemukan gantung diri di rumahnya setelah mengalami depresi berat. Sebelumnya S sempat mengaku bahwa dirinya menderita penyakit gangguan panik (panic disorder) dan fobia sosial (social phobia). Depresi berat yang dapat menimbulkan gangguan kecemasan dapat terjadi oleh siapa saja. Gangguan kecemasan lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Gangguan kecemasan merupakan masalah kesehatan mental yang cukup banyak dialami namun tak disadari. Kurangnya informasi mengakibatkan masih banyak masyarakat awam yang mengabaikan gangguan ini. Gangguan kecemasan dapat dialami dengan ditandai oleh gejala yang bermacam-macam, dan gejala yang dialami dapat mempengaruhi psikologis maupun fisik penderitanya (Putri, Satya, & Setiawati, 2018). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menggali informasi lebih banyak apabila mengalami kecemasan yang sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Termasuk mengetahui jenis-jenis gangguan kecemasan yang telah disebutkan di atas.

Jenis-jenis gangguan kecemasan di atas memiliki faktor-faktor penyebabnya, durasi waktu, dan ciri-ciri khas yang berbeda. Oleh karena itu, definisi dari jenis-jenis gangguan kecemasan di atas tidak dapat menjadi sebuah acuan bahwa anda mendiagnosis diri sendiri mengalami salah satu jenis dari gangguan kecemasan. Artikel ini hanya memperkenalkan jenis-jenis gangguan kecemasan. Jika anda merasa memiliki perasaan kecemasan yang berlebihan yang mengganggu aktivitas keseharian anda maka sebaiknya mendatangi ahlinya seperti Psikolog.

Baca juga: Gangguan Body Image Pada Laki-laki

Penulis : Erisca Melia Safitri

 

Referensi

Putri, A. E., Satya, B., & Seniwati, E. (2018). Implementasi metode forward chaining pada sistem pakar pendiagnosis gangguan ansietas (studi kasus: pijar psikologi). Jurnal Mantik Penusa Vol. 2, No. 2 Desember 2018, pp.9-14

Puspita, D. I. Diana, F. (2017). Pengaruh Terapi Seft Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Para Pengguna Napza. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2 (2) 134 – 150

Hooley, J. M., Butcher, J. N., Nock, M. K., & Mineka, S. (2018). Psikologi abnormal. Ed. 17. Salemba Humanika : Jakarta Selatan

https://hai.grid.id/read/071885155/berkaca-ke-kasus-sulli-depresi-dan-kecemasan-ternyata-jadi-masalah-kita?page=all