Pada artikel sebelumnya kami telah membahas beberapa hal tentang self-love, dan buat pembaca setia artikel Yayasan Pulih istilah self-love sudah tidak asing lagi. Tapi tahukah, bahwa dalam perjalanan untuk mewujudkannya self-love kerap dihadapkan dengan hal-hal yang menjadi penghambat, dan hambatan tersebut tanpa disadari berasal dari persepsi kita sendiri sebagai pelakunya.

Sebelum membahas lebih dalam mengenai negativity bias dan bagaimana dampaknya terhadap self-love, dan kamu belum sempat membaca artikel sebelumnya, penulis menyarankan terlebih dahulu membaca artikel Penghambat-penghambat Self-love. 

Perlu diketahui bahwa sebagai salah satu penghambat dari self-love adalah negativity bias yang merupakan salah satu hal yang paling kuat pengaruhnya bagi diri kita maupun hubungan yang tengah kita jalin. Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui apa sih negativity bias itu. Negativity bias dapat didefinisikan sebagai kecenderungan alami bagi seorang individu secara psikologis untuk menerima, merespon, atau menanggapi segala bentuk negativitas secara lebih intens ketimbang segala bentuk positivisme. Definisi tersebut memiliki cakupan luas yang di mana meliputi kita sebagai manusia yang tentunya lebih meletakkan atensi secara dominan terhadap negativitas seperti kehilangan, kegagalan, kekurangan, kesulitan, dan lain sebagainya ketimbang positivitas yang mungkin dapat berbentuk pencapaian, kemenangan, dan lain sebagainya.

Memasang atensi atau perhatian lebih pada negativitas memang bisa menjadi salah satu bentuk pertahanan diri kita akan hal-hal yang tidak diinginkan karena sikap was-was yang ada dalam diri kita. Namun jika direspon secara berlebihan dan dengan pendekatan yang salah, negativity bias justru dapat menjadi senjata makan tuan untuk diri kita sendiri dan penerimaan diri kita secara utuh. Lalu bagaimana sih cara negativity bias dapat menghambat kemudian melukai self-love yang tengah kita upayakan karena justru menjerumuskan kita ke negativitas-negativitas yang sebelumnya tidak terjadi sama sekali?

Terganggunya Jalinan Hubungan

Mencintai diri sendiri adalah kunci utama yang harus kita lakukan dan terapkan pada diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita belajar untuk menyayangi orang-orang disekitar kita yang sangat kita hargai keberadaannya. Namun ketahuilah dengan negativity bias yang seharusnya membuat kita lebih fokus akan keberadaan orang-orang atau figur yang toxic dalam sebuah hubungan, baik romansa atau pertemanan yang dapat berpotensi mengganggu hubungan atau psikologis semua orang yang terlibat dalam suatu hubungan, jika tidak direspon dengan baik justru dapat menghancurkan atau merusak hubungan baik yang sudah kita jalani dengan orang-orang yang sungguh kita kasihi dan menjadi senjata makan tuan untuk kelangsungan hubungan tersebut dan psikologis kita sendiri. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Jika negativity bias direspon dengan tidak baik justru dapat membuahkan ‘pertanyaan-pertanyaan’ yang mengarah pada keraguan dan lunturnya rasa percaya kita terhadap orang yang kita sayang. Perihal kesetiaannya, atau adakah hal yang disembunyikan oleh mereka dari diri kita, apakah selama ini mereka berbohong, apakah selama ini kamu hanya dimanfaatkan atau ‘di peras’ kebaikan-kebaikannya, dan lain sebagainya. Jelas pertanyaan-pertanyaan tersebut lahir dari negativity bias karena terlalu fokus pada hal-hal negatif yang bahkan sebetulnya tidak ada sama sekali, kemudian melahirkan pola pikir dan asumsi negatif yang salah dan perlahan merusak kesehatan mental kita karena dihantui oleh rasa cemas dan ragu-ragu yang berlebihan.

Bagaimana kita bisa menerima dan mencintai diri kita secara utuh jika kita sendiri bahkan belum memiliki kendali penuh akan pola pikir kita sendiri, atau akan rasa percaya kita terhadap orang-orang yang kita sayangi dan kasihi? Penting untuk kita mengetahui peletakan atau penanggapan negativity bias yang tepat sasaran dan dalam ‘porsi’ yang sesuai kemampuan atau kapasitas kita agar tidak lahir konflik baru yang diciptakan oleh pola pikir kita sendiri dan memperjauh diri kita dari pemenuhan self-love.

Mempengaruhi Decision Making

Manusia memang pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk menghindarkan diri atau melakukan segala bentuk upaya untuk bebas dari ‘kesengsaraan’ atau ‘ketidakberuntungan’ dengan membentuk negativity bias sebagai perwujudan dari rasa was-was dan ‘belajar untuk menghindar dari jurang atau lubang di jalanan’. Namun rupanya sikap was-was ini justru dapat melukai self-love kita karena rasa antisipasi akan negativitas yang berlebihan hingga kita lupa bahwa kita telah memasang atau memasang goals yang sejak lama ingin dicapai. Mengapa demikian?

Negativity bias dengan menekankan atau terlalu fokus pada potensi-potensi terjadinya negativitas seperti kegagalan atau kesalahan memang menghindarkan kita dari kecerobohan dalam mengambil keputusan. Namun terlalu ‘takut’ dan memperhitungkan langkah secara berlebihan justru menjadi penghalang internal dari dalam diri kita sendiri dan membuat kita lupa akan komitmen dan usaha keras kita untuk menggapai goals yang kita targetkan. Bagaimana kita dapat mencintai dan mengapresiasi diri dengan baik kalau kita sendiri bahkan tidak memberanikan diri kita untuk melangkah dengan penuh keberanian dan siap menerima konsekuensi atau menerjang resiko guna mencapai goals pribadi? Membiarkan negativity bias ‘mengkonsumsi’ akal sehat kita bukanlah tindak yang bijaksana karena meskipun telah memperhitungkan dan membuat strategi, kegagalan atau ‘jatuh’ di perjalanan adalah hal yang wajar dan terkadang tidak bisa dihindari.

Terlalu fokus pada negativitas juga berarti kita melandaskan pola pikir dan pengambilan keputusan kita berdasarkan informasi-informasi negatif yang kita terima, dan dapat ‘menjerumuskan’ kita ke lubang yang berbeda. Was-was yang berlebih kemudian dapat mengarah pada isolasi diri yang membuat kita enggan atau takut keluar dari zona nyaman, yang jelas sangat melukai bentuk upaya kita dalam mewujudkan self-love yang dalam prakteknya sangat membutuhkan keterbukaan akan hal-hal baru dan keterbukaan akan dedikasi dan usaha yang tiada hentinya.

Memicu Depresi

Terjebak dalam pikiran-pikiran negatif yang menjerat kita hingga semakin sulit untuk menerapkan self-love tentunya dapat mengarah pada kecemasan berlebih akan kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat menimpa kita hingga kecemasan-kecemasan tersebut kemudian ‘memakan hidup-hidup’ kesehatan mental kita. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Karena kita akan terus merasa takut, merasa tidak ada yang mungkin atau dapat dilakukan, merasa dunia seperti menerjang kita dengan segala negativitasnya seperti jatuh dan gagal. Hingga akhirnya kita justru merasa tidak baik, merasa belum berusaha dengan baik, merasa tidak akan pernah layak mendapatkan goals yang kita pasang atau impikan sejak lama, dan lain sebagainya hingga memunculkan simptom-simptom depresi yang seharusnya tidak terjadi. Perlu diketahui bahwa negativity bias dapat merusak tidak hanya apa yang ada disekitar kita, namun juga merusak diri kita, kesehatan psikologis kita, dan semakin menjauhkan kita dari pola pikir yang logis atau realistis karena terlalu fokus pada hal-hal buruk yang mungkin menimpa atau akan merugikan kita.

Perlu diketahui bahwa kecenderungan yang kita miliki ini sudah sangat seharusnya diminimalisir hingga melahirkan pola pikir baru yang lebih sehat bagi psikologis kita dan atau memanfaatkan dan merespon negativity bias dengan baik dan semestinya. Karena percayalah bahwa kita terlahir dengan insting atau kecenderungan yang disebut negativity bias ini, dengan tujuan agar kita lebih cermat dalam menjalani kehidupan dan dapat belajar dari kesalahan atau pengalaman buruk yang membuat kita menciptakan strategi baru atau usaha lebih dalam meraih goals. Memiliki kendali penuh akan diri sendiri menandakan bahwa kita telah sukses menggapai self-love, maka jangan biarkan negativity bias  justru memegang kendali akan diri kita dan merusak apapun yang ada disekitar kita dan membawa kita semakin jauh dari penerapan self-love. []

By: Zevica Rafisna

 

Ed: FN, WS, JLP

Referensi:

 

https://www.verywellmind.com/negative-bias-4589618

https://positivepsychology.com/3-steps-negativity-bias/