Akhir-akhir ini isu kesehatan mental menjadi sesuatu yang sering dibicarakan. Bisa jadi karena semakin tumbuhnya kesadaran warga Dunia tentang pentingnya memiliki kesehatan mental yang baik. Salah satu gangguan mental yang muncul dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) adalah Borderline Personality Disorder atau biasa disebut sebagai BPD yang dapat diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai gangguan kepribadian ambang.
Menurut Sehat (2020), BPD adalah kondisi kesehatan mental yang dapat mempengaruhi caramu memandang dunia dan memandang diri sendiri. Individu yang memiliki gangguan ini biasanya memiliki pemikiran ‘hitam-putih’ dimana jika seseorang bersifat baik ia akan dianggap baik, namun, ketika individu tersebut bertindak menyebalkan individu itu dapat langsung dicap sebagai orang jahat, selain itu, mereka juga memiliki pandangan yang rendah mengenai diri sendiri. BPD dijelaskan sebagai kondisi kronis yang berdampak ke ketidakstabilan mood, kesulitan dalam melakukan hubungan dengan individu lain, dan tingginya tingkat keinginan untuk menyakiti diri sendiri hingga keinginan untuk bunuh diri.
Hasil statistik menemukan, di Amerika, perempuan (sebanyak 75%) lebih rentan didiagnosis dengan BPD dibandingkan dengan laki-laki (Salters-Pedneault 2020). Meskipun begitu, Salters-Pedneault menduga hal itu dikarenakan adanya bias gender ketika diagnosis sedang dilakukan. Misalnya, kebanyakan laki-laki dengan gejala BPD terkadang malah didiagnosis kondisi lain seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan depresi mayor.
Lalu, apa saja sih gejala-gejala atau tanda-tanda seorang individu mengidap gangguan ini? Dalam DSM-5, munculnya beberapa gejala atau bahkan semua gejala berikut dapat menandakan adanya gangguan ini dalam diri individu:
- Upaya untuk menghindari ditinggal oleh seseorang baik dalam bayangan atau kenyataan.
- Mood yang berubah dengan intens dan cepat yang dapat bertahan selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari, mood dapat diasosiasikan tindakan agresif yang impulsif, keinginan untuk menyakiti diri sendiri, dan penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan.
- Gangguan dalam pikiran dan perasaan yang dapat menyebabkan perubahan dalam tujuan jangka panjang, rencana karir, pekerjaan, persahabatan, identitas diri, dan nilai-nilai.
- Memiliki pandangan diri yang rendah akan diri sendiri, merasa diri mereka individu yang buruk.
- Merasa kosong dan bosan, mudah merasa disalahpahami dan merasa telah diperlakukan dengan buruk.
- Keinginan untuk bunuh diri yang berulang.
- Sering merasa kehilangan sentuhan dengan kenyataan ketika sudah memiliki banyak pikiran akibat stres.
Akibat dari beberapa gejala tersebut, individu dengan BPD terkadang menjadi sulit untuk memiliki hubungan baik dengan teman, keluarga, atau pasangan romantik, hal ini dikarenakan mereka mudah untuk mengidealisasikan seseorang dan ketika seseorang itu bertindak diluar ekspektasi, individu dengan BPD bisa langsung memandang rendah seseorang tersebut.
Penyebab BPD belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya gangguan ini, menurut Sehat (2020), adalah sebagai berikut:
- Genetika.
- Perubahan bahan kimia dalam otak.
- Perubahan perkembangan dalam otak.
- Faktor sosial dan lingkungan
- Pelecehan dalam masa kanak-kanak (secara emosional, fisik, ataupun seksual)
- Paparan jangka panjang terhadap trauma, ketakutan, dan kesusahan di masa remaja.
- Pengalaman diabaikan oleh salah satu atau kedua orangtua.
- Hubungan yang kurang baik dengan salah satu atau kedua orangtua
Pengobatan yang sering direkomendasikan untuk individu dengan BPD adalah psikoterapi seperti Dialectical Behavior Therapy (DBT), Mentalization Based Therapy (MBT), Cognitive Behavioral Therapy (CBT), dan psikoterapi psikodinamik. Selain itu, beberapa obat-obatan juga dapat membantu seperti stabilisator mood, antidepressant, dan antipsychotics.[]
By: Fathia Rachma
Ed: WS
Referensi
https://wellbeingscounselling.ca/borderline-personality-disorder-in-men/
https://www.psychologytoday.com/us/conditions/borderline-personality-disorder
https://www.verywellmind.com/borderline-personality-disorder-statistics-425481
0 Comments
Leave A Comment