Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki ketersalingan satu sama lain, dan salah satu aktivitas yang dijalani ialah menjalin pertemanan. Tetapi, di dalam relasi pertemanan tidak semuanya terjalin dengan ideal, dimana pada beberapa relasi ada pertemanan yang buruk karena satu sama lain tidak menjalaninya secara tulus.
Relasi pertemanan yang manipulatif, pada akhirnya membuat ada pihak yang merasa disakiti, dan hal tersebut dapat berdampak terhadap kesehatan mental. Lalu, bagaimana agar kita dapat terhindar dari relasi pertemanan yang toxic? Apa yang dapat kita lakukan? Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan:
- Do: memberikan dukungan
Dalam sebuah pertemanan, satu sama lain akan saling membutuhkan dukungan. Teman atau sahabat yang baik akan selalu mendukung ketika kita sedang bangkit ataupun terpuruk (White, 2018). Teman yang baik akan selalu mendukung apa yang kita pilih dan apa yang kita jalani.
Don’t: mengkritik dan memanipulasi
Dalam sebuah pertemanan yang tidak sehat, seseorang akan selalu mengkritik apapun yang kita lakukan, secara negatif dan terkadang berbentuk sarkas (Kompas.com, 2020).
- Do: mendengarkan teman
Dalam sebuah pertemanan, salah satu atau pihak lain dapat dipastikan mampu untuk menjadi pendengar yang baik. Kunci pertemanan akan bertahan lama apabila kita dan teman kita saling memahami dan merasakan apa yang sedang dibutuhkan (White, 2018).
Don’t: memprioritaskan teman
Dalam sebuah pertemanan, baik bagi kita untuk mendengar dan memahami teman. Namun, apabila kita selalu memprioritaskan teman, maka kita tidak memiliki waktu untuk memperhatikan diri sendiri. Hal ini pun akan membuat teman yang selalu kita prioritaskan memiliki celah untuk memanfaatkan kita (Kompas.com, 2020).
- Do: menghargai keputusan teman
Dalam sebuah pertemanan sebaiknya satu sama lain saling menghargai apapun keputusan yang diambil jika sedang dihadapkan dengan masalah apapun (White, 2018). Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa kita harus memberi dukungan apapun kepada teman kita selagi itu adalah keputusan terbaik dan positif.
Don’t: Menyuruh berubah
Pertemanan akan menjadi tidak sehat apabila teman kita tidak menghargai keputusan yang kita ambil dan selalu menyuruh kita untuk berubah sesuai dengan keinginannya, bukannya mendukung apa yang sedang kita lakukan (Kompas.com, 2020).
- Do: tidak membicarakan teman di belakangnya
Dalam pertemanan, kita tidak boleh membicarakan teman dibelakang teman kita. Kita tidak berhak untuk menyalahkan hingga menggosipkan apapun keputusan yang teman kita ambil. Perilaku ini bisa terjadi pada kelompok laki-laki, perempuan, atau gender lainnya, dimana bergosip yang menjelek-jelekkan teman sendiri, adalah senjata yang digunakan untuk memperkuat posisi mereka dalam lingkungan pertemanan.
Don’t: menggunjing teman
Pertemanan akan menjadi tidak sehat apabila salah satu dari teman atau bahkan kita sendiri melakukan perilaku menggunjing atau bergosip tentang teman sendiri. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa teman yang selama ini kita dukung dan percaya bisa sekaligus menjadi musuh kita.
- Do: menghormati batasan yang dimiliki teman
Dalam pertemanan yang sehat, kita tidak bisa selalu ikut campur dengan urusan teman. Semua individu sudah pasti memiliki batasan, dan kita sebagai teman yang baik harus memberi mereka ruang gerak agar mereka tetap nyaman dengan pertemanan tersebut (White, 2020).
Don’t: selalu memaksakan kehendak
Sebagai teman yang baik, seharusnya kita tidak terlalu ikut campur dengan urusan teman kita. Harus selalu diingat walaupun sedekat apapun kita dengan teman kita namun kita harus menghargai privasinya.
- Do: meminta maaf apabila melakukan kesalahan
Dalam pertemanan yang sehat, kita ataupun teman kita harus memiliki sifat saling memaafkan. Dengan memaafkan dan menerima kekurangan teman kita, maka besar kemungkinan pertemanan kita akan bertahan lama (White, 2020). Sebagai teman yang baik pun harus peka mengenai kesalahan yang sudah dilakukan. Penting untuk diingat bahwa kita harus selalu mengakui dan meminta maaf apabila kita sudah melakukan suatu kesalahan.
Don’t: malu untuk mengakui dan meminta maaf atas suatu kesalahan
Dalam pertemanan yang tidak sehat, seringkali ditemukan teman yang hanya mementingkan egonya dan tidak mau mengakui serta meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat. Perilaku ini dapat membuat ketidaknyamanan dalam pertemanan, sehingga kemungkinan besar akan timbul pertikaian dan adu pendapat apabila hal ini dibiarkan begitu saja.
Pertemanan adalah sebuah berkah bagi kita sebagai makhluk sosial. Maka dari itu penting bagi kita untuk membangun hubungan yang sehat. Apabila kita terus-menerus terjebak dalam pertemanan yang tidak sehat, hal tersebut hanya membawa dampak negatif. Bahkan pertemanan yang toxic pun akan membuat fisik dan mental kita mengalami kelelahan.[]
By: Larasati Widya Putri
Referensi:
https://www.psychologytoday.com/us/blog/lifetime-connections/201809/6-rules-healthy-friendships
0 Comments
Leave A Comment