Pada Selasa, 19 Oktober 2021, terjadi perkosaan seorang perempuan di komuter jurusan Market-Frankford Line, di Philadelphia, Amerika Serikat. Ironisnya, menurut otoritas setempat, saat peristiwa itu terjadi sebetulnya ada penumpang lain, tetapi tidak ada yang memberi pertolongan.
Kutipan berita di atas merupakan fakta yang menyedihkan bahwa pelecehan seksual masih kerap terjadi. Bahkan, bila merujuk pada sejumlah pemberitaan, banyak pelaku tak segan melakukan tindakan kekerasan seksual di ruang publik dan disaksikan oleh banyak orang.
Namun, semua saksi hanya terdiam.
Bahkan, sebagian dari mereka mengeluarkan ponsel genggam untuk merekam kejadian tersebut. Sebagian lainnya kembali pada urusannya masing-masing tanpa menghiraukan peristiwa mengerikan yang terjadi di hadapannya.
Mengapa begitu? Mari kita kenali, bystander effect.
Apa itu bystander?
Bystander adalah seseorang yang hadir pada suatu peristiwa tertentu, tapi tidak terlibat didalamnya. Dalam peristiwa-peristiwa darurat seperti kekerasan dan pelecehan seksual, bystander memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mendampingi korban hingga upaya untuk menghentikan peristiwa tersebut terulang pada korban lainnya.
Respons dari korban pelecehan seksual dapat beragam sesuai dengan kepribadian individu yang berbeda. Namun, peristiwa traumatis tersebut dapat menjadi stimulus yang sangat mengejutkan secara fisiologis maupun psikologis sehingga korban kerap membeku (tonic immobility) dan tak bisa memberikan respons apa-apa.
Bahkan, terkadang respons diam dan membeku dari korban dianggap sebagai respons positif terhadap pelecehan yang dilakukan kepadanya. Bystander dapat berperan sebagai media amplifikasi perasaan korban. Perasaan yang dialami oleh korban perlu diamplifikasi ketika korban sendiri tidak sanggup untuk mengungkapkan, atau bahkan sekadar mengakui hal yang terjadi pada dirinya.
Namun, tak banyak saksi yang ditemukan melakukan tindakan tertentu dalam peristiwa pelecehan seksual di tempat ramai. Para saksi memiliki kecenderungan untuk diam dengan perasaan yang ambivalen.
Pada saat itulah fenomena bystander effect terjadi.
Bystander effect dapat didefinisikan sebagai fenomena dimana semakin banyak orang yang berada di sekitar situasi tersebut, semakin kecil kemungkinan seseorang untuk mengambil tindakan untuk membantu seseorang dalam kondisi darurat.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Beberapa penelitian membuktikan bahwa bystander effect kerap terjadi karena sikap tidak peka di keramaian. Sikap tersebut memungkinkan seseorang untuk tidak dapat mengidentifikasi adanya pelecehan seksual yang terjadi. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyaknya distraksi di wilayah yang ramai.
Selain itu, bystander effect dapat terjadi ketika seseorang berpikir bahwa akan ada orang lain yang menolong. Hal tersebut kerap menghentikan keinginan seseorang untuk membantu, karena berpikir bahwa tidak perlu mengintervensi apabila ada orang lain di tempat ramai.
Selain itu, tentunya sudah menjadi insting manusia untuk mengutamakan keselamatannya terlebih dahulu. Pikiran tersebut dapat menghentikan individu untuk mengambil tindakan tertentu terkait peristiwa pelecehan seksual yang terjadi. Hal tersebut “terpaksa” dilakukan untuk menghindari bahaya dan risiko keselamatan yang terjadi.
Seorang psikolog, Bibb Lantane, juga menjelaskan faktor psikologis yang dapat menjelaskan fenomena ini. Ia mengatakan bahwa bystander effect dapat terjadi karena manusia akan cenderung untuk tidak menunjukkan kekhawatiran dan kerentanan terhadap sesuatu, ketika berada di depan umum.
Apabila setiap orang memiliki kepedulian dalam mencegah terjadinya tindak kekerasan seksual, selain akan memicu orang lain turut melakukan hal yang sama (membantu korban), hal itu juga berimplikasi pada meningkatnya rasa aman di ruang publik. Lalu, bagaimana sih melakukan tindak pencegahan dan tindakan itu dapat menginspirasi orang lain melakukan hal yang sama? Hal tersebut akan kami bahas pada artikel selanjutnya.[]
By: Mutiara Maharani Putri Camelien
Referensi
Astriningtias, J. (2020, December 15). Menjadi bystander: Sebelum Intervensi, Kenali Dulu Kondisi Keamanan Diri. Ketik Unpad. Retrieved November 8, 2021, from https://ketik.unpad.ac.id/posts/1212/menjadi-bystander-sebelum-intervensi-kenali-dulu-kondisi-keamanan-diri-2.
Kettrey, H. H., & Marx, R. (2020, November 16). ‘bystander effect’ and sexual assault: What the research says. ‘Bystander effect’ and sexual assault: What the research says. Retrieved November 8, 2021, from https://theconversation.com/bystander-effect-and-sexual-assault-what-the-research-says-104360.
Mayla, P. (2021, October 20). Tak Berbuat APA-apa saat Lihat Kekerasan Pada Perempuan, Pahami Fenomena bystander effect. Parapuan.co. Retrieved November 8, 2021, from https://www.parapuan.co/read/532950582/tak-berbuat-apa-apa-saat-lihat-kekerasan-pada-perempuan-pahami-fenomena-bystander-effect?page=all.
Putri, M. (2021, October 22). Kenali Fenomena ‘bystander effect’, Teori Saat Seseorang Tak Bantu Korban Pemerkosaan. Kenali Fenomena ‘Bystander Effect’, Teori saat Seseorang Tak Bantu Korban Pemerkosaan. Retrieved November 8, 2021, from https://www.haibunda.com/moms-life/20211022111012-76-247729/kenali-fenomena-bystander-effect-teori-saat-seseorang-tak-bantu-korban-pemerkosaan.
0 Comments
Leave A Comment