“And at Last I see the Light.. And it’s like the fog has lifted..” Masih ingatkah dengan ayunan lagu dari film tersebut? Tentu hampir semua orang familiar dengan film animasi Disney berjudul Tangled yang menceritakan tentang putri kerajaan Rapunzel yang diculik oleh nenek penyihir yang jahat dan menyekapnya di sebuah menara terpencil di hutan. Namun, walaupun film animasi tersebut memiliki alur cerita yang romantis dengan happy ending sadarkah kamu bahwa ternyata terdapat jenis kekerasan emosional atau psikologis yang terjadi diantara Mother Gothel kepada Rapunzel? Disney menggambarkan dinamika antara abuser dan korban akan emotional abuse dengan ciamik di film tersebut.
Sebelumnya, Apa itu Gaslighting? Gaslighting merupakan sebuah perilaku untuk membuat seseorang mempertanyakan kewarasannya atau kemampuan mereka untuk menalar penilaian mereka sendiri. Gaslighting merupakan perilaku kekerasan psikologis yang sangat manipulatif dan destruktif apabila menimpa korban dikarenakan korban Gaslighting secara sengaja dan sistematis diberi informasi palsu yang membuat mereka mempertanyakan apa yang mereka ketahui benar yang akhirnya menjadikan korban meragukan ingatan, persepsi, dan bahkan kewarasannya. Emotional Abuse atau kekerasan psikologis tidak selalu subtle atau terlihat maka dengan edukasi diharapkan korban atau siapapun itu dapat mengenali tindak kekerasan tersebut dan mencegahnya terjadi kepadanya.
Dalam Film The Rapunzel Tangled banyak sekali interaksi antara Abuser dan Korbannya, Rapunzel dalam dinamika kekerasan. Untuk pelaku kekerasan, Gaslighting merupakan taktik atau agenda untuk menjadikan korban “lebih percaya” akan judgement dan persepsi pelaku daripada persepsi atau judgement korban itu sendiri. Yang akhirnya, menjadikan pelaku kekerasan untuk memiliki kontrol terhadap korbannya secara psikologis.
Lalu Bagaimana Mendeteksinya?
Pelaku Gaslighting umumnya adalah pathological liar atau perilaku orang-orang yang memiliki kebiasaan kronis atau kompulsif dalam berbohong, yang pada biasanya mereka berbohong secara terang-terangan dan tidak pernah mundur atau mengubah cerita mereka. Seperti contohnya, Mother Gothel atau terlihat terang-terangan membohongi Rapunzel terus-terusan demi mengisolasi atau mencegah Rapunzel untuk tidak keluar dari menara. Dan banyak lagi “contoh-contoh” perilaku Mother Gothel dalam aksinya melakukan tindak kekerasan psikologis tersebut seperti:
- Terus-terusan Berbohong dengan terang-terangan
- Menyangkal pernah mengatakan sesuatu, meskipun ada bukti
- Tindakannya tidak sesuai dengan kata-kata mereka
- Memberikan penguatan positif untuk membingungkan korban
- Mereka mencoba mendiskreditkan korban kepada orang lain
- Membuat energimu lemah dari waktu ke waktu
- Mereka memberitahu bahwa orang lain adalah pembohong.
- Memanggil atau memberitahu orang lain bahwa “Kamu Gila”
Lalu Bagaimana Menyingkapinya?
Dampak jangka panjang dari Gaslighting merupakan kecemasan, depresi, trauma, dan harga diri yang rendah. Dampak tersebut akan membutuhkan beberapa waktu untuk disembuhkan dan sebelum menjalani proses healing, ada baiknya untuk melakukan pencegahan atau penyingkapan agar kekerasan tersebut tidak berlanjut lama.
- Set Boundaries atau Ambil Jarak:
Seperti istilah No Contact atau Radio Silence, yaitu mengambil langkah mundur atau menjauhkan diri dari emosi intens yang dapat ditimbulkan oleh gaslighting.
- Simpan bukti: Karena gaslighting dapat menjadikan korban mempertanyakan diri sendiri, berusahalah untuk menyimpan bukti pengalaman.
- Tetapkan batasan: Memberi tahu orang lain apa yang ingin kamu terima dalam suatu hubungan. Jelaskan bahwa kamu tidak akan membiarkan orang lain terlibat dalam tindakan seperti meremehkan atau menyangkal apa yang kamu katakan.
- Dapatkan perspektif dari luar: Bicaralah dengan teman atau anggota keluarga tentang apa yang dialami. Memiliki perspektif orang lain dapat membantu membuat situasi menjadi lebih jelas.
- Akhiri hubungan: Meskipun mungkin sulit, mengakhiri hubungan seringkali merupakan cara paling efektif untuk mengakhiri kekerasan.
Seperti Rapunzel, strategi utama pelaku adalah isolasi yang berarti kelemahan terbesar mereka adalah komunitas. Apabila kamu menduga bahwa kamu mengalami kekerasan Gaslighting, berbicaralah dengan profesional kesehatan mental. Mereka dapat membantu kamu mempelajari lebih lanjut tentang situasi, mendapatkan perspektif, dan mengembangkan strategi koping baru yang dapat membantu mengatasi perilaku tersebut.[]
By: Serene Rahayu
References:
Gordon, Sherri. (2022). “What Is Gaslighting?”. Retrieved from Psych Central: https://www.verywellmind.com/is-someone-gaslighting-you-4147470 .
Sarkis, Stephanie. (2017). “11 Red Flags of Gaslighting in a Relationship”. https://www.psychologytoday.com/us/blog/here-there-and-everywhere/201701/11-red-flags-gaslighting-in-relationship
Fontes, Lisa. (2019). “How Domestic Abusers Groom and Isolate Their Victims”. https://www.psychologytoday.com/us/blog/invisible-chains/201902/how-domestic-abusers-groom-and-isolate-their-victims
Stievater, Sarah. (2022). “7 Long-Term Effects of Gaslighting (& How to Recover)”. https://www.purewow.com/wellness/long-term-effects-of-gaslighting
0 Comments
Leave A Comment