Decision making merupakan bagian dalam kehidupan sehari-hari kita. Namun, tentu saja terkadang ada saatnya dimana kita menjadi nervous akan hasil dari pengambilan keputusan kita atau terkadang tidak sama sekali. Misalnya, kita memiliki teman yang sedang kesusahan dan ingin membantunya, tapi di sisi lain teman ini dapat memberikan kita kesempatan untuk dipromosikan di tempat kerja. Bagaimana decision-making yang akan kita lakukan? Apakah Intention-based atau Expectation-based? Penting bagi kita memahami decision-making, karena terkadang dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan pengambilan keputusan tanpa menyadarinya.

Kemudian kita memilih untuk membantu teman yang kesusahan atas niat yang jelas untuk membantunya, namun bagaimana jika kemudian kita kesusahan dan membutuhkan teman ini di kemudian hari? Apakah membantunya harus dibalas dengan bantuan oleh dia juga? Inilah yang disebut dengan Ekspektasi. Perbedaan antara niat dan harapan tampak sama tetapi melakukan sesuatu dengan harapan atau melakukan sesuatu yang menetapkan harapan sama sekali berbeda. 

Ekspektasi

Menurut KBBI, Ekspektasi adalah adalah suatu harapan atau keyakinan yang diharapkan menjadi kenyataan di masa mendatang. Sebuah harapan dapat terjadi atau tidak itu tergantung dari bagaimana ekspektasi itu sendiri. Ekspektasi selalu meninggalkan ruang argumen dengan kenyataan karena kita mengharapkan sesuatu muncul dan kemungkinan bagaimana seharusnya/harus ada/harus dan sadar atau tidak sebuah cerita tercipta.

Harapan tidak mendefinisikan niat atau motivasi seseorang, melainkan menunjukkan keinginan untuk hasil. Hasil dari ekspektasi tergantung pada beberapa faktor – Internal dan Eksternal, yang tidak dapat kita kendalikan sepenuhnya.

Pencapaian akan hasil sangatlah tidak pasti terlepas dari niat dan upaya kita sendiri dan mengantisipasi hasil dari setiap tindakan yang kita lakukan akan menimbulkan kecemasan, ketegangan dan ketakutan apabila tidak mencapai hasil yang diinginkan. Karena dengan ekspektasi akan menunjukkan masalah yang datang dengan frustasi dan kemarahan. Frustrasi memobilisasi energi dan emosi seseorang dan merusak kemampuan kita untuk berpikir logis untuk menemukan solusi. 

Ada perbedaan besar antara orang yang hidup dengan harapan/ekspektasi dan orang yang hidup dengan niat. Setiap tindakan atau perbuatan dengan harapan bergantung pada realisasi hasil dengan kenyataan.

Intention (Niat)

Intensi merupakan “sesuatu yang kita inginkan dan rencanakan untuk dilakukan”. Niat berasal dari kata Latin ‘intendere’ yang berarti memberi pertimbangan, mengalihkan atau memfokuskan perhatian seseorang, memiliki rencana, berpikir, menduga atau tujuan.

Jadi, niat hanya berarti motivasi & tujuan dan sama sekali tidak mengharapkan hasil atau hasil dari tindakan/perbuatan apa pun. Oleh karena itu, kita dapat memberikan perhatian penuh pada upaya kita untuk menyelesaikan pekerjaan atau proses/perjalanan yang mengarah pada hasil yang tidak diharapkan. Ketika kita menjalani kehidupan dengan niat, kita terbuka untuk menerima hasil apapun baik maupun buruknya. Sebuah niat melibatkan pembelajaran. Kita mendapat kesempatan untuk belajar, menganalisis dan tetap waspada untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Niat tidak mengandung rasa takut kalah, gagal, sehingga seseorang dapat menikmati proses, perjalanan, atau pekerjaan lebih dari orang yang menetapkan ekspektasi. Pikiran yang bebas dari rasa takut, kendali dan keserakahan sering kali lurus dan hasil yang baik dapat diperoleh.

Ego dan Higher-Self

Berbeda dengan intention, expectation memiliki landasan energi ego. Kenyataannya kita memahami bahwa tidak semua hal dalam kehidupan dapat kita kontrol, terlebih kita fokuskan dengan yang bisa kita kontrol saja. Karena dengan melepaskan keinginan untuk mengontrol hasil dapat menimbulkan rasa frustasi dan marah apabila tidak sesuai dengan hasil yang kita inginkan. Sedangkan dengan niat, kita lebih memfokuskan diri atas apa yang bisa kita kontrol dan dapat lebih menghargai prosesnya sebagaimana hasilnya nanti.

Singkatnya, niat berarti dorongan yang memberi struktur dan arah pada energi kreatif dari diri kita yang tidak terikat dengan hasil sama sekali dan lebih menghargai proses. Energi ini cenderung mewujudkan hasil positif. Melainkan ekspektasi, berasal dari keadaan ego yang diidentifikasi atau melekat mengharapkan hasil, imbalan yang sesuai dengan keinginan kita yang padahal diluar dari kendali kita.

By: Serene Rahayu

Reference:

Shah, Vandana. 2017. “Intention Vs Expectation. https://www.chrrysallis.com/intention-vs-expectation/  (diakses 29 Agustus 2022)

Berard, Muriel. 2012. “Power Tool: Intention Vs Expectation”. https://coachcampus.com/coach-portfolios/power-tools/muriel-berard-power-tool-intention-vs-expectation/  (diakses 29 Agustus 2022)